Dokumen Intelijen Bocor, Rusia Mendukung Donald Trump pada Pilpres Amerika Serikat 2016

16 Juli 2021, 12:53 WIB
.Presiden Rusia Vladimir Putin /Sergei Ilyin/Kremlin via Reuters/

Cianjurpedia.com – Vladimir Putin mengizinkan secara pribadi operasi agen rahasia untuk memenangkan Donald Trump pada pilpres Amerika Serikat 2016 lalu. Hal tersebut tertuang dalam dokumentasi rahasia intelijen yang bocor.

Hal itu untuk mengamankan tujuan strategis Moskow, yakni, “kekacauan soisal” di Amerika Serikat dan melemahkanposisi negosiasi Presiden Amerika.

Dikutip dari The Guardian, dalam pertemuan pada 22 Januari 2016, Dewan Keamanan Nasional Rusia yang dihadiri oleh Presiden Rusia, Kepala Intelijen dan semua Menteri Senior memerintahkan agen rahasia diperintah menemukan cara praktis untuk mendukung Trump.

Pada titik ini, Trump yang terdepan dalam perlombaan nominasi partai Republik.

Baca Juga: Wow, Rose BLACKPINK Dapat Hadiah Gitar Berwarna Merah Muda dari John Mayer: Life is Complete! 

Sebuah laporan yang disiapkan oleh departemen ahli, Putin merekomendasikan Moskow menggunakan “semua kekuatan yang mungkin” untuk memastikan kemenangan Trump.

Badan-badan Intelijen Barat diketahui telah mengetahui dokumen tersebut dan telah memeriksanya selama beberapa bulan dengan cermat. Sementara The Guardian telah memeriksa lembaran-lembaran tampaknya mewakili kebocoran serius dan hal yang sangat tidak biasa dari Kremlin.

The Guardian telah menunjukkan dokumen tersebut kepada para ahli independen yang mengatkan bahwa dokumen tersebut tampak asli.

Detail insidental dianggap akurat. Nada dan dorongan keseluruhan dikatakan konsisten dengan pemikiran keamanan Kremlin.

Dokumen yang dilihat oleh Guardian menunjukkan tujuan nyata dan terselubung dewan keamanan adalah untuk membahas proposal rahasia yang disusun oleh layanan analitis presiden sebagai tanggapan atas sanksi AS terhadap Moskow.

Namun hal tersebut ditanggapi dengan acuh oleh Kremlin. Juru Bicara Kepresiden Rusia, Dmitri Peskov saat dihubungi ole Guardian pada Kamis pagi waktu setempat mengatakan para pemimpin Rusia telah bertemu dan setuju untuk mendukung Trump pada awal 2016 adalah “khayalan yang luar biasa.”

Namun bukti sebuah foto resmi pada pertemuan Januari 2016 tersebut menunjukkan Putin duduk di meja bersama Perdana Menteri Rusia saat itu Dmitry Medvedev, menteri luar negeri veteran, Sergei Lavrov.

Turut hadir Sergei Shoigu, menteri pertahanan yang bertanggung jawab atas GRU, badan intelijen militer Rusia, Mikhail Fradkov, Kepala Dinas Intelijen Asing SVR Rusia saat itu dan Alexander Bortnikov, Kepala Agen Rahasia FSB. Nikolai Patrushev, mantan Direktur FSB, juga hadir sebagai sekretaris dewan keamanan.

Namun Kremlim membantah yang menyebut bahwa diskusi tersebut mambahas tentang ekonomi dan Moldova.

Presiden Putin telah berulang kali membantah tuduhan ikut campur dalam demokrasi barat.

Sementara itu, Trump awalnya tidak menanggapi permintaan komentar. Kemudian, Liz Harrington, juru bicaranya, mengeluarkan pernyataan atas namanya.

“Ini menjijikkan. Itu adalah berita palsu, sama seperti RUSIA, RUSIA, RUSIA adalah berita palsu. Hanya orang-orang gila Kiri Radikal yang melakukan apa pun yang mereka bisa untuk merendahkan semua orang di sebelah kanan.” Ujar Liz.***

 

Editor: Sutrisno

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler