Network
Cianjurpedia.com - Berbagai penelitian untuk mengakhiri pandemi Covid-19 yang melanda dunia terus dilakukan. Salah satunya adalah gejala baru yang muncul, seperti anosmia, hipoksia, dan delirium.
Data terbaru menemukan bahwa gejala khas yang lebih sering ditemukan pada pasien yang terinfeksi Covid-19 adalah hilangnya fungsi indera penciuman dan perasa atau anosmia. Bukan lagi demam dan batuk kering.
Sementara, hipoksia adalah kondisi kekurangan oksigen dalam sel dan jaringan tubuh. Lalu, ada delirium yang istilahnya masih asing didengar banyak orang.
Baca Juga: Solskjaer Tolak Istirahatkan Fernandes
Apa itu delirium? Delirium merupakan gangguan pada kesadaran dan mental yang mengakibatkan terjadinya kebingungan dan berkurangnya kesadaran. Dalam kasus Covid-19 biasanya terjadi pada orang yang tua dan lebih lemah.
Adapn gejala dan ciri-ciri delirium sebagai berikut yang dilansir dari Instagram @kemenkominfo.
- Penurunan kesadaran atas lingkungan sekitarnya.
- Memiliki gangguan kognitif dan daya ingat, terutama jangka pendek.
- Kesulitan mengingat dan berkata-kata.
- Gangguan emosional, seperti marah-marah, mudah tersinggung, gelisah.
- Adanya perubahan perilaku bahkan sampai berhalusinasi.
Baca Juga: Inilah Alasan Istana Pilih Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo Sebagai Calon Kapolri
Yuk, mari disiplin protokol kesehatan 3M (menuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak)!***
