Benarkah Vaksin AstraZeneca Sebabkan Pembekuan Darah? Ini Jawaban Profesor Zubairi

- 16 Maret 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi Vaksin Covid-19 AstraZeneca yang diberhentikan Distribusinya oleh Kemenkes.*
Ilustrasi Vaksin Covid-19 AstraZeneca yang diberhentikan Distribusinya oleh Kemenkes.* /PIXABAY/WiR_Pixs



Cianjurpedia.com - Pekan lalu sejumlah negara di Eropa menangguhkan penggunaan vaksin Oxford-AstraZeneca setelah adanya laporan pembekuan darah pada beberapa penerima vaksin.

Menanggapi kabar tersebut, pada Jumat 12 Maret 2021, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah merilis pernyataan resmi yang mengatakan tidak perlu menghentikan pemberian vaksin AstraZeneca karena kekhawatiran pembekuan darah.

Juru bicara WHO, Margaret Harris, mengatakan kepada wartawan bahwa vaksin AstraZeneca harus tetap digunakn, dan tidak ada indikasi untuk tidak menggunakannya.

Baca Juga: BPOM Terbitkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin AstraZeneca, Sebut Efek Sampingnya Ringan dan Sedang

Lantas, bagaimana dengan Indonesia?

Pada 8 Maret 2021 sebanyak 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca tiba di Indonesia. Seerti diketahui, vaksin untuk melawan Covid-19 ini dilaporkan memiliki efikasi sebesar 62,1 persen menurut hasil uji klinis.

Sehingga Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sendiri langsung menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA) pada 9 Maret 2021, sebelum berita pembekuan darah ramai diberitakan di Eropa.

Selanjutnya, apakah Indonesia tetap akan menggunakan vaksin AstraZeneca atau sebaliknya?

Baca Juga: Universitas Oxford Segera Lakukan Uji Klinis Vaksin AstraZeneca untuk Anak-Anak

Dan, apakah benar AstraZeneca menyebabkan pembekuan darah?

Prof. Dr. Zubairi Djoerban, SpPD, KHOM, yang akrab dipanggil Prof. Beri memberikan penjelasan yang cukup mudah dipahami melalui akun Twitter pribadi miliknya @ProfesorZubairi pada Senin 15 Maret.

Beliau menegaskan bahwa WHO telah menyatakan bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara vaksin AstraZeneca dan pembekuan darah.

Organisasi tersebut saat ini sedang meninjau data-datanya. "Kita tunggu saja bagaimana nanti perkembangannya," cuit Prof. Beri mengawali penjelasannya.

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini juga mengingatkan bahwa penangguhan AstraZeneca yang dilakukan sejumlah negara itu, karena mereka sedang meneliti data-data kematian di sana. Bukan menolak.

"Dus. Tidak ada pengaruhnya juga di Indonesia. Karena vaksin ini sudah melalui uji klinis yang baik. Bisa dilihat studinya," lanjutnya.

Baca Juga: WHO Dukung Vaksin AstraZeneca untuk Digunakan pada Orang Dewasa Semua Usia

Ketika muncul anggapan yang menyebut BPOM terlalu terburu-buru mengeluarkan EUA untuk AstraZeneca, Prof. Beri menyatakan sebaliknya.

"Saya pikir tidak. Semua uji klinis AstraZeneca terbukti aman. Juga laporan interimnya. BPOM, yang saya tahu, memperhatikan data-data itu, baru mengeluarkan izin darurat. Jadi, tidak benar kalau buru-buru."

Masyarakat Indonesia tidak perlu takut divaksin AstraZeneca. Menurut Prof. Beri, kejadian pembekuan darah tidak lebih sering dari kejadian yang terjadi selama ini—sebelum ada vaksin. Begitu pula di beberapa negara Eropa.

Baca Juga: AstraZeneca, Pfizer dan Covax Akan Masuk Indonesia Tahun 2021

"Hal yang paling penting adalah bahwa vaksin AstraZeneca telah diuji efektif melawan varian baru virus korona. Vaksin ini, menurut laporan Reuters, mampu melawan varian korona P1 yang sering disebut mutasi Brasil. Hal ini berdasarkan keterangan institut biomedis Fiocruz Brasil," tutupnya. ***

Editor: Sutrisno

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x