Taman Vanda, Taman Kota Bandung yang Memiliki Sejarah Panjang

4 Desember 2020, 12:50 WIB
Taman Vanda /wisatabdg.com

 

Cianjurpedia.com - Menjelang peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika (KAA), banyak ruang publik di Kota Bandung yang direvitalisasi, salah satunya adalah Taman Vanda. Taman ini berlokasi di tengah-tengah Jalan Merdeka, di antara Balai Kota, Mapolretabes Bandung dan Gedung Bank Indonesia.

Dulu, sebelum dilakukannya revitalisasi, taman Vanda tidak terlalu terawat dan lebih sering digunakan para remaja untuk bermain skate. Tak banyak orang yang mau berlama-lama diam di taman ini seperti sekarang.

Namun, setelah dilakukan revitalisasi, nama taman Vanda pun menjadi tenar. Setiap harinya, selalu ada orang yang diam berlama-lama di sana meski hanya sekadar mengobrol bersama kerabat atau mengajak anaknya bermain di sana.

Di akhir pekan, biasanya banyak komunitas yang melakukan kegiatannya di taman seluas 2.000 meter persegi ini. Sementara pada saat malam hari, taman Vanda semakin ramai dikunjungi orang, terutama pada Sabtu malam. Sebab, pada malam hari, para pengunjung dapat menikmati suasana malam Kota Bandung sambil melihat air mancur warna-warni di taman Vanda.

Konon, nama Vanda diambil dari salah satu nama jenis anggrek, namun ada juga yang mengatakan nama Vanda diambil dari sebuah bioskop yang dulunya berdiri di atas lahan tersebut. Ternyata, taman yang kini menjadi salah satu tempat kongko idola kawula muda Kota Bandung itu memiliki perjalanan yang panjang sebelum menjadi taman.

Mulanya, di lahan tersebut terdapat sebuah gereja berukuran 8x21 meter yang diberi nama Gereja Santa Franciscus Regis. Gereja katolik pertama yang didirikan di Kota Bandung oleh Pastor Christianus Schets SJ ini diberkati oleh Mgr. Staal pada 16 Juni 1895 dan dirobohkan pada awal tahun 1920-an.

Setelah dirobohkan, di lahan tersebut dibangunlah sebuah bioskop bernama Rex. Bioskop ini terbilang cukup bertahan lama hingga pada awal tahun 1950-an, bioskop Rex berganti nama menjadi Panti Budaya.

Fungsi gedung pun berubah tidak lagi digunakan sebagai bioskop tetapi digunakan sebagai ruang kuliah Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) yang pada masa itu masih bernama Perguruan Tinggi Katolik Parahyangan.

Sekitar tahun 1960-1970-an, saat Unpar sudah tidak lagi menggunakan gedung Panti Budaya sebagai ruang kuliah, gedung tersebut pun kembali beralih fungsi menjadi bioskop. Selain menjadi bioskop, di gedung tersebut juga terdapat bangsal yang kerap digunakan untuk latihan badminton dan sempat digunakan untuk latihan tari Viatikara.

Pada 1970-an bioskop Panti Budaya pun berganti nama menjadi bioskop Vanda dan bertahan hingga tahun 1980-an. Lalu, pada 1990-an, bangunan bioskop Vanda dirubuhkan dan dibuatlah taman yang kini dikenal dengan taman Vanda.***

 

Editor: Sutrisno

Tags

Terkini

Terpopuler