Network
Cianjurpedia.com - Hotel Istana yang terletak sebelum pojok selatan simpang Jalan Tamblong dan Jalan Lembong Bandung, dulunya merupakan sebuah rumah besar yang dibeli oleh keluarga Guus van Rhijn. Rumah besar yang mempunyai enam ruang besar di bangunan utama, lima ruang kecil di bagian belakang dan garasi.
Kemudian, rumah besar tersebut dijadikan hotel oleh Guus van Rhijn dengan nama Pension van Rhijn. Hotel Pension van Rhijn pun diresmikan pada tahun 1929. Pada masanya, Pension van Rhijn terbilang salah satu hotel yang cukup ramai dipilih sebagai tempat untuk menginap. Saking ramainya, Guus van Rhijn pun melakukan perluasan hotel pada 1936.
Perluasan hotel itu dilakukan dengan membeli bangunan baru yang digunakan oleh Toko Buku Bekas dan Perpustakaan M. J. Prawira Winata yang terletak di seberang Pension van Rhijn. Hotel barunya ini dilengkapi dengan alat rumah tangga dari Kero (Kerner en Rooswinkel) yang merupakan alat rumah tangga mewah dan berkualitas saat itu.
Nama hotel pun diubah menjadi Pension van Rhijn I dan II. Meski kedua hotel ini saling bersebrangan, tapi keduanya dikenal sebagai hotel kembar karena dimiliki oleh satu orang, yakni Guus van Rhijn.
Dalam perjalanan sejarahnya, terselip cerita miris yang menimpa keluarga Guus van Rhijn. Istri Guus van Rhijn, Diek van Rhijn dan adik perempuannya, Ali Harskamp, sempat mendekam di kamp internir Cihapit selama penjajahan tentara Jepang.
Setelah Indonesia merdeka, tahun 1950, Pension van Rhijn I dan II dinasionalisasikan dan berganti nama menjadi Hotel Astoria, lalu menjadi Hotel Istana I dan II. Kemudian, setelah tidak lagi dikelola oleh keluarga Guus van Rhijn, kedua hotel tersebut dikelola oleh orang yang berbeda.
Sayangnya, pada tahun 1980-an, Hotel Istana I dibangun ulang, tak menyisakan sedikitpun arsitektur bangunan Pension van Rhijn I. Setelah direnovasi sepenuhnya, Hotel Istana I kembali berganti nama menjadi Gedung Astoria.
