Sejarah GOR Pajajaran Bandung, Tempat Lahir Para Atlet Tangguh

- 15 Desember 2020, 10:50 WIB
GOR Pajajaran Bandung
GOR Pajajaran Bandung /Google Street View

 

Cianjurpedia.com - "Peningkatan dan pembinaan olah raga merupakan salah satu unsur di dalam pembangunan bangsa". Demikian kalimat yang tertulis dalam prasasti peresmian bangunan Stadion Atletik serta Gelanggang Olah Raga (GOR) Pajajaran Bandung.

Kalimat tersebut sama halnya seperti sebuah ungkapan dalam bahasa Latin, “Mens sana in corpore sano” yang artinya, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Setidaknya itulah yang diharapkan Pemerintah Kota Bandung sebagai pengelola GOR Pajajaran dalam menyemangati masyarakat Bandung untuk berolahraga. 

Sebelum dibuat menjadi sarana olah raga, lahan seluas kurang lebih 35.000 meter persegi ini mulanya merupakan kompleks pemakaman warga Belanda pada zaman penjajahan yang dikenal dengan nama kerkhof Kebon Jahe. 

Baca Juga: Hotel Preanger, Salah Satu Hotel Tertua di Bandung Sebagai Saksi Bisu Sejarah

Di tempat ini, selain terdapat makam serdadu Belanda yang gugur dalam Perang Aceh, Perang Lombok, terdapat pula korban perang di daerah lainnya. Bahkan pemakaman tersebut menjadi tempat peristirahatan terakhir Letjen GJ Berenschot yang meninggal karena kecelakaan pesawat terbang di Batavia pada tanggal 13 Oktober 1941.

Pemakamannya dihadiri Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jonkheer Mr. Alidius Warmoldus Lambertus Tjarda van Starkenborgh Stachouwer,  petinggi militer dan sipil lainnya. 

Kendati demikian, setelah masa penjajahan berlalu banyak warga Belanda yang kembali ke tempat kelahirannya sehingga pemakaman tersebut mulai tak lagi digunakan.

Kerkhof Kebon Jahe pun kemudian dibongkar pada tahun 1973 untuk dijadikan lapangan olahraga yang kini dikenal sebagai GOR Pajajaran. Sejumlah makam dipindahkan ke beberapa lahan lain seperti ke pemakaman Kristen Pandu, Sadang Serang, dan Tamansari.

Halaman:

Editor: Sutrisno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x