Lapas Sukamiskin Bandung, Tempat Presiden Soekarno Pernah Ditahan

- 21 Desember 2020, 12:10 WIB
LEMBAGA Pemasyarakatan Klas 1A Sukamiskin, Jalan AH Nasution, Kota Bandung.*
LEMBAGA Pemasyarakatan Klas 1A Sukamiskin, Jalan AH Nasution, Kota Bandung.* /ARMIN ABDUL JABBAR/PR/

Bangunan kokoh lapas Sukamiskin dibentengi oleh dinding yang tinggi dan kuat. Setiap harinya sejumlah petugas selalu mengamati kondisi 4 blok lapas dari menara pengawas. Tak heran jika semenjak zaman penjajahan Belanda hingga saat ini, hanya tercatat satu kali peristiwa pembobolan oleh napi. 

Namun, tak hanya memiliki sistem pengawasan yang ketat, lapas ini juga memiliki prasarana lengkap untuk penghuninya. Berbagai sarana olah raga, konveksi, peternakan, pertanian, maupun alat kesenian, dapat digunakan oleh narapidana untuk mengisi waktu dan mempersiapkan mereka kembali ke masyarakat.

Baca Juga: Kolam Renang Tirtalega, Salah Satu Kolam Renang Tempo Dulu di Kota Bandung yang Masih Bertahan

Selain karena kelengkapan prasarana tersebut, lapas Sukamiskin juga tergolong memiliki layanan terbaik karena ruang selnya. Di lapas ini masing-masing narapidana menempati ruang sel tersendiri tanpa harus berbagi dengan tahanan lainnya. 

Lapas dengan arsitektur Eropa ini dulunya memang dikhususkan untuk penjara kaum intelektual. Pemerintah Belanda yang berkuasa di Indonesia sendiri sempat menamai lapas ini “Straft Gevanangenis Intelectuelen”. 

Memiliki 552 kamar sel, lapas Sukamiskin terbagi atas empat blok, yaitu timur, barat, utara, dan selatan. Di masing-masing blok ini terdapat aula tempat narapidana berkumpul untuk mendapatkan informasi baik yang berkaitan dengan program pembinaan, kegiatan pendidikan, maupun kegiatan yang lainnya. 

Lantai atas, yang dulunya diperuntukkan untuk kaum intelektual, berukuran 3x2.5 meter, sementara lantai bawah untuk pelaku kriminal berukuran 2x1 meter.

Di antara ruang-ruang sel tersebut, satu ruang memiliki nilai historis tersendiri bagi bangsa Indonesia. Di ruang itulah Soekarno pernah menjalani hukumannya setelah divonis bersalah oleh pengadilan kolonial. 

Baca Juga: Kisah Dibalik Nama Jalan Asep Berlian Kota Bandung

Ia mendekam di kamar tahanan nomor 233 Blok Timur lantai II. Kini, sel tahanan itu bernomor TA01 sebuah singkatan dari Timur Atas 01. Saat ini kamar tersebut sengaja dibiarkan kosong untuk mengenang perjuangan Bung Karno. Meski memiliki prosedur rumit dan ketat, sifat kamar ini terbuka bagi masyarakat yang ingin melakukan wisata sejarah.***

Halaman:

Editor: Sutrisno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah