Ketika Rasululllah SAW wafat, terjadi diskusi tentang di mana tempat pemakamannya. Ada yang mengusulkan di dalam masjid, di sekitar tempat mimbar Nabi, serta ada pula yang mengusulkan dimakamkan di pemakaman umum Baqi.
Akan tetapi, Abubakar menyampaikan bahwa dirinya pernah mendengar Rasulullah bersabda, “tidak ada seorang Nabi pun yang meninggal dunia, kecuali dia dikuburkan di tempat dia meninggal.”
Berdasarkan sabda itulah semua pihak bersepakat untuk menggali liang lahat di bawah tempat pembaringan Rasulullah wafat saat itu dan menguburkannya di sana.
Di lokasi makam Nabi, terdapat pula makam Abubakar dan Umar bin Khattab. jarak antara ketiga makam itu berdekatan, sehingga area makam sebenarnya tidak luas.
Baca Juga: Mengenal Kebesaran Sejarah Islam Lewat Museum Al Quran dan Asmaul Husna di Madinah
Bahkan makam Nabi dan kedua sahabat tidak terlihat dari luar, yang terlihat hanya bangunan dengan empat pintu berhiaskan kaligrafi berwarna keemasan.
Bentuk asli makam Nabi bisa dilihat di Museum Dar Al, Madinah. Museum yang didirikan mantan pengajar Universitas Taibah Madinah, Abdulaziz Kaki itu penuh dengan miniatur yang menggambarkan perkembangan bangunan-bangunan bersejarah Islam di Madinah.
Di Museum tersebut, dapat diketahui bahwa Rasulullah dimakamkan persis di lokasinya wafat pada 632 Masehi, yakni di sebuah kamar di kediamannya bersama Aisyah di bagian luar tembok timur bangunan awal Masjid Nabawi.
Baca Juga: Sejarah Perluasan Masjidil Haram Dari Masa ke Masa, Sekarang Kapasitasnya 4 Juta Orang
Kamar tempat Rasulullah wafat luasnya tiga kali tiga meter. Kamar beratap pelepah kurma itu langsung ditutup untuk kegiatan lainnya begitu Rasulullah dikuburkan di sana.