Harga Kedelai Naik, Perajin di Cianjur Kurangi Ukuran Tempe Agar Harga Jual Tetap

17 Februari 2022, 09:46 WIB
Perajin Tahu dan Tempe ancam mogok selama tiga hari /PRMN/

Cianjurpedia.com – Harga kacang kedelai yang mengalami kenaikan membuat para perajin tempe di Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur, membatasi produksinya.

Harga kacang kedelai mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp8 ribu per kilogram menjadi Rp11 ribu per kilo gram.

Kenaikan harga bahan baku tempe dan tahu tersebut terjadi sejak dua minggu terakhir sehingga menyebabkan para perajin mengurangi ukuran dan membatasi produksi setiap hari agar pesanan dari sejumlah pasar dapat terlayani dengan harga normal.

Dilansir dari Antaranews, seorang perajin tempe di Kecamatan Gekbrong, Sri Hayati, berkata, “Hanya ukuran tempe dikurangi sedangkan harga jual di pasar tetap Rp8.000 per potong.”

Baca Juga: Untuk Meningkatkan Imun Yuk Berjemur! Prakiraan Cuaca BMKG Pagi Hari ini, Sebagian Besar Wilayah Berawan

Ia menuturkan, ketika harga kedelai naik pihaknya hanya menggunakan 2 kuintal kedelai per hari padahal pada saat harga normal mereka bisa menggunakan 3 sampai 5 kuintal kedelai per hari.

Pengurangan penggunaan kacang kedelai ini merupakan upaya untuk menghindari kelangkaan tempe di pasaran.

Selanjutnya ia pun mengatakan jika selama ini sudah ada pemasok kedelai impor yang datang ke pabrik dengan mengirimkan 10 ton kacang kedelai per 20 hari dengan sistem bayar setelah penjualan.

Mereka pun berharap agar harga kedelai bisa kembali normal agar pendapatan sebagai perajin tidak menurun. Karena sejak kedelai sulit didapatkan, omset mereka pun ikut turun.

Baca Juga: Dapatkan Potongan Harga Tiket Kereta dari PT KAI, Seperti Ini Syarat dan Ketentuannya

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Cianjur Toni Satra mengatakan terdapat beberapa penyebab harga kedelai mengalami kenaikan.

Selain karena produk impor terlambat, lahan pertanian kedelai lokal yang menurun dan belum masuk panen  pun menjadi penyebab harga kacang kedelai naik.

“Harga kedelai impor naik, untuk kedelai lokal baru memasuki musim panen jadi belum banyak tersedia, sebagian panenan kedelai lokal dialokasikan untuk benih atau bibit. Sedangkan luas lahan berkurang karena petani memilih kembali menanam ladang dengan padi,” kata Toni.

Baca Juga: Lowongan Kerja S1 di PT Brantas Abipraya, Penempatan Seluruh Wilayah Kerja di Indonesia

Pada saat musim tanam Oktober dan Desember 2021 lalu, mayoritas petani di Cianjur menanam padi sesuai ketersediaan air sehingga jumlah kedelai pada awal tahun berkurang.***

Editor: Hanif Hafsari Chaeza

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler