Network
Cianjurpedia.com – Kelangkaan dan tingginya harga minyak goreng di pasar memberikan dampak yang cukup signifikan bagi para pelaku usaha, khususnya UMKM.
Yusuf, seorang karyawan bisnis bakwan dengan merk Bakwan Day yang beroperasi di Kecamatan Antapani, Kota Bandung, menjelaskan bahwa kenaikan harga minyak goreng sangat berpengaruh terhadap usaha tempat kerjanya.
“Ada (berpengaruh) sekali. Kalo kaya kita ini istilahnya pedagang kecil ya, bukan pedagang besar, cuma UMKM, ya dampaknya memang besar sekali,” keluhnya.
Yusuf juga mengungkapkan bahwa dampak yang signifikan tersebut juga disebabkan oleh keuntungan dari penjualan bakwan yang tidak berbanding lurus dengan harga minyak goreng dan bahan baku yang mahal.
Baca Juga: Lowongan Kerja PKWT di PT Perkebunan Nusantara XII, Dibuka Hingga 27 Maret 2022
Selain itu harga minyak goreng yang melonjak tinggi tidak serta-merta membuat para pedagang leluasa menyesuaikan harga jual atau mengurangi jumlah bahan baku. Hal itu dilakukan demi mempertahankan kualitas.
“Untuk penyesuaian harga jual ga ada. Kita semua mengikuti standar operasional perusahaan. Kita ga ada pengurangan dari bahan baku atau pengurangan dari ukuran kemasan produk yang kita jual. Meskipun istilahnya sekarang harga bahan-bahan baku mahal, tapi kita tetep jaga kualitas lah,” ujar Yusuf.
Beban harga minyak goreng semakin bertambah bagi para pelaku usaha yang kegiatan operasionalnya menggunakan minyak goreng dalam jumlah yang banyak, termasuk bisnis gorengan seperti yang Yusuf lakoni.
“Kita maksimal satu minggu atau enam hari kerja, kita menghabiskan 12 liter minyak goreng maksimal. Sekali penggantian itu 10 liter plus penambahan di dua atau tiga hari ada penambahan minyak,” Yusuf menjelaskan.
