Pengeboman Terus Dilakukan Israel, Rumah Sakit di Gaza Jadi Incarannya di Tengah Pemadaman Listrik

- 6 November 2023, 09:04 WIB
Israel terus serang rumah sakit di Gaza, Palestina
Israel terus serang rumah sakit di Gaza, Palestina /Pixabay/8385

 

Cianjurpedia.com - Israel terus melakukan penembakan dan pengeboman besar-besaran di sekitar beberapa rumah sakit di utara Jalur Gaza, Palestina, ketika semua layanan komunikasi dan internet kembali diputus.

Gaza mengalami pemadaman komunikasi total yang ketiga sejak dimulainya perang sejak 7 Oktober 2023 lalu, ketika Israel mengatakan pihaknya telah membagi jalur yang terkepung menjadi dua.

Pengeboman besar-besaran pun terus berlangsung sepanjang malam di seluruh Gaza seiring dengan jumlah korban tewas yang terus meningkat. Setidaknya 9.770 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober. Lebih dari 1.400 orang tewas di Israel.

“Selama lebih dari satu jam, pemboman hebat terjadi di sekitar rumah sakit,” kata Salama Maarouf, kepala kantor media pemerintah Hamas, pada Minggu 5 November 2023, malam, seperti dikutip dari Al Jazeera.

Menurutnya, di sekitar rumah sakit terbesar di wilayah Palestina, Al Shifa, terjadi serangan yang sangat hebat. Bahkan, Safwat Kahlout dari Al Jazeera, melaporkan dari Deir Al Balah di Gaza tengah, mengatakan penembakan paling hebat pada hari Minggu terjadi di daerah sekitar rumah sakit.

“Kami dapat memahami bahwa serangan udara ini bertujuan untuk mendorong pasukan Israel yang mengelilingi Kota Gaza menuju Rumah Sakit Al Shifa. Kami tahu ribuan orang meninggalkan rumah mereka di lingkungan ini menuju rumah sakit, mencari perlindungan,” katanya.

Baca Juga: Pernyataan Sikap Forum Pemred PRMN terhadap Situasi di Palestina: Kami Menyebutnya Penjajah dan Genosida

“Ini menunjukkan bahwa tentara Israel sedang merencanakan sesuatu yang besar, mungkin dalam beberapa jam atau beberapa hari mendatang mengenai Rumah Sakit Al Shifa itu sendiri,” lanjutnya.

Sebelumnya pada hari Minggu, 5 November 2023, serangan Israel melanda dekat Rumah Sakit Al Quds di Kota Gaza, melukai sedikitnya 14 orang dan merusak bangunan. Pengeboman itu terjadi setelah militer Israel sekali lagi menuduh Hamas menggunakan rumah sakit dalam kampanye militer mereka melawan Israel.

“Hamas menempatkan pasukan dan senjata di dalam, di bawah dan di sekitar sekolah, masjid, rumah dan fasilitas PBB,” kata juru bicara militer Israel Daniel Hagari kepada wartawan pada hari Minggu.

“Salah satu kejahatan perang Hamas yang terburuk adalah penggunaan rumah sakit untuk menyembunyikan infrastruktur teror mereka,” imbuhnya.

Hamas telah berulang kali menolak tuduhan tersebut.

Tentara Israel mengonfirmasi bahwa serangan “signifikan” sedang dilakukan di Gaza pada hari Minggu, dan juru bicara militer mengklaim serangan darat Israel telah membagi wilayah Palestina menjadi dua.

Pasukan Israel “telah mengepung Kota Gaza… Sekarang terdapat Gaza selatan dan Gaza utara,” kata juru bicara Israel Daniel Hagari. 

“Pasukan mencapai garis pantai dan menahannya,” tambahnya.

Kelompok advokasi akses internet NetBlocks.org melaporkan “jatuhnya konektivitas” di seluruh Gaza. Pemadaman listrik ini juga dikonfirmasi oleh perusahaan telekomunikasi Palestina, Paltel.

“Kami kehilangan komunikasi dengan sebagian besar anggota tim UNRWA (badan pengungsi Palestina PBB),” kata juru bicara badan pengungsi Palestina PBB Juliette Touma kepada The Associated Press. 

Pemadaman listrik pertama di Gaza berlangsung selama 36 jam dan pemadaman kedua selama beberapa jam.

Kekhawatiran terhadap fasilitas kesehatan yang melindungi warga sipil

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan keprihatinannya terhadap keselamatan pasien, petugas kesehatan, dan ribuan orang yang berlindung di Rumah Sakit Al Quds.

“WHO menegaskan kembali seruannya untuk segera melakukan gencatan senjata, memberikan perlindungan aktif terhadap warga sipil dan layanan kesehatan, serta menghormati Hukum Humaniter Internasional,” kata badan tersebut dalam sebuah postingan di X.

“Di Rumah Sakit Al Quds kami, kami sangat prihatin dengan situasi ini karena penembakan besar-besaran dalam beberapa hari terakhir, benar-benar terjadi di sekitar rumah sakit,” Tommaso della Longa, juru bicara Federasi Merah Internasional yang berbasis di Jenewa. Palang dan Bulan Sabit Merah, kepada Al Jazeera.

“Kemarin [Sabtu, 4 November 2023], gedung di depan rumah sakit dihantam,” katanya, seraya menambahkan bahwa serangan itu memecahkan jendela dan asap masuk ke rumah sakit, yang saat ini merawat sekitar 500 pasien.

Rumah sakit dan ambulans telah diserang beberapa kali sejak serangan terbaru Israel dimulai pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan pasien, membuat warga sipil terpaksa berlindung di fasilitas tersebut serta petugas kesehatan.

Menurut WHO, 39 fasilitas kesehatan telah rusak sejak perang dimulai. Rumah sakit juga terpaksa menutup atau menghentikan layanan setelah pasokan listrik dan bahan bakar terputus.

Setidaknya 9.770 warga Palestina, termasuk 4.008 anak-anak, telah tewas di Jalur Gaza sejak perang terakhir dimulai, sementara seluruh lingkungan di sana menjadi puing-puing. Lebih dari 1.400 orang tewas dalam serangan Hamas di Israel selatan, yang memulai perang ini.

Menurut PBB, hampir 1,5 juta orang kini menjadi pengungsi internal di Gaza.***

 

 

Editor: Mayang Ayu Lestari

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah