Selsi yang juga belajar dan sekaligus mengajar seni memainkan Sampe, alat musik tradisional suku Dayak di Sekolah Adat Arus Kualan ini menyampaikan:
"Arus Kualan telah memberi saya kesempatan untuk belajar tentang budaya saya dan menginspirasi orang lain untuk merangkul tradisi kami. Saya sangat senang melihat teman-teman mempelajari dan melestarikan warisan kami," tutur Selsi sebagaimana terlampir dalam pers release Sekolah Adat Arus Kualan yang diterima redaksi via email.
Begitu juga dengan Elis yang memiliki hasrat besar dalam melestarikan ilmu pengobatan tradisional. Elis terinspirasi dari neneknya, yang juga anggota masyarakat adat Dayak, ia dengan penuh semangat menjalani peran sebagai tabib.
Selain itu, Elis juga telah fasih berbahasa Inggris, ia selalu menyambut tamu dari negara lain dengan hangat dan memandu mereka menyaksikan keajaiban Arus Kualan.
Baca Juga: Titan Speakerman Diserbu Skibidi Toilet di Episode 58
"Saya ingin menjembatani kesenjangan antara warisan budaya kami dan dunia. Dengan berbagi pengetahuan tentang pengobatan dan seni tradisional, kami dapat menciptakan apresiasi yang lebih dalam terhadap identitas kami," ujar Elis.
Sekolah Adat Arus Kualan bisa menjadi contoh dalam melestarikan budaya setempat yang mulai tergerus oleh moderinisasi. Semoga semakin banyak sekolah-sekolah yang melestarikan budaya bangsa.**