Sejarah Gemerlap Kota Bandung

- 5 Oktober 2020, 18:00 WIB
Gedung PLN Jalan Asia Afrika Bandung
Gedung PLN Jalan Asia Afrika Bandung /CIANJURPEDIA/Eno

Bandung (CP), Kota Bandung terkenal dengan peninggalan-peninggalan gedung tua warisan Belanda, salah satunya adalah gedung PLN yang terletak di Jalan Asia Afrika Bandung. Bangunan tua peninggalan Belanda ini terletak disebelah Sungai Cikapundung.

Bangunan ini merupakan saksi perjalanan gemerlapnya Bandung setelah dialiri listrik. Masyarakat Bandung dulu menyebut bangunan ini dengan nama “Gedung Hebeo”, pelafalan khas tempo dulu untuk kata GEBEO. Bangunan yang telah dikukuhkan sebagai salah satu cagar budaya Kota Bandung.

Tahun 1905 merupakan awal mula kelistrikan di Bumi Priangan. Pada saat itu berdiri sebuah perusahaan bernama Bandungsche Electriciteit Maatschaappij (BEM) yang bertugas mengelola penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan publik.

Baca Juga: Perobekan Bendera Belanda di Gedung Denis

Dalam perkembangan selanjutnya, pada 1 Januari 1920 BEM berganti nama menjadi GEBEO yang merupakan kepanjangan dari Gemeenschappelijk Electriciteitsbedrijf Bandoeng en Omstreken. Penggunaan nama “Gemeenschappelijk” menunjukkan bahwa perusahaan ini tidak murni milik swasta, melainkan sebagian sahamnya adalah milik pemerintah Belanda.

GEBEO sendiri bertugas untuk mengatur pendistribusian listrik di wilayah Bandung. Sedangkan pengelolaan pembangkit listrik dilakukan melalui dinas Waterkracht en Electriciteit. Sebelum menempati gedung yang berada di Grote Postweg (Jalan Asia Afrika), GEBEO pernah berkantor di sebuah bangunan yang berada di Bragaweg (Jalan Braga). Lokasinya tepat berseberangan dengan bangunan yang kini ditempati oleh Bank Indonesia (BI).

Gedung GEBEO yang kini dikenal dengan nama Gedung PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten merupakan rancangan arsitek Belanda, Gmelig Meyling. Gedung ini didirikan pada tahun 1940. Sempat ada kontoversi yang menyebutkan bahwa perancang bangunan ini adalah CP Wolff Schoemaker.

Baca Juga: Sejarah Morris di Gedung Pikiran Rakyat

Pada waktu itu, biro arsitek Wolff Schoemaker memang pernah merancang desain pengembangan gedung GEBEO. Namun rancangan tersebut hilang ketika terjadi perang perebutan kekuasaan dari tangan Belanda oleh para pejuang bangsa. Akhirnya, pada tahun 1948 pengembangan Gedung GEBEO dilanjutkan oleh arsitek sebelumnya, yakni Gmelig Meyling.

Halaman:

Editor: Sutrisno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x