Lava Pijar Muncul, Gunung Merapi Memasuki Fase Erupsi 2021

- 6 Januari 2021, 05:00 WIB
Gunung Merapi kembali keluarkan lava pijar ke arah Barat Daya, Selasa 5 Januari 2020 pukul 18.47 WIB.
Gunung Merapi kembali keluarkan lava pijar ke arah Barat Daya, Selasa 5 Januari 2020 pukul 18.47 WIB. /Tangkapannya layar YouTube Induk Freekom_86

Cianjurpedia.com - Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mulai memasuki fase erupsi 2021.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida saat jumpa pers secara virtual di Yogyakarta, Selasa 5 Januari 2021.

"Bisa dikatakan Gunung Merapi sudah memasuki fase erupsi tahun 2021," kata Hanik, seperti dilansir dari Antara.

Baca Juga: Jangan Hanya Vaksin, Pemerintah Perlu Pikirkan Efektivitas Kebijakan Ekonomi  

Meski begitu, Hanik menyebut ini aru awal indikasi. Menurutnya, proses ekstrusi magma atau keluarnya magma ke permukaan masih akan terjadi berdasarkan data seismik dan deformasi yang masih tinggi.

Indikasi awal Gunung Merapi memasuki fase erupsi terlihat dari tingkat aktivitas vulkanik yang masih tinggi disertai dengan munculnya guguran lava pijar dan titik api diam pada Senin malam, 4 Januari 2021.

"Kemarin tanggal 4 Januari menjelang malam ada fenomena lava pijar kemudian kita telusuri terus kita pastikan apakah benar-benar lava pijar atau tidak dan kita sudah bisa memastikan bahwa itu lava pijar dan api diam," kata Hanik.

Baca Juga: Awas Hoaks, Vaksin COVID-19 Dapat Memperbesar Alat Kelamin Pria

Berkaitan dengan hal tersebut, Hanik menyimpulkan lava pijar telah muncul di dasar Lava 1997.

Pendaran sinar di Gunung Merapi pada dasarnya sudah teramati melalui CCTV pada 31 Desember 2020 pukul 21.08 WIB. Hal ini, merupakan indikasi awal bakal munculnya api diam dan lava pijar.

"Ternyata sinar yang nampak di CCTV thermal tidak berhenti dan akhirnya kemarin tanggal 4 Januari muncul api diam, lava pijar," ujar Hanik.

Selain ditandai kemunculan lava pijar dan api diam, menurut dia, indikasi memasuki erupsi ditunjukkan dengan keberadaan gundukan di puncak Gunung Merapi yang diduga merupakan material baru.

Baca Juga: Mengejutkan, Rowan Atkinson Pensiun Mainkan Karakter Mr Bean

"Ini harus terus kita perhatikan. Kalau ini (gundukan) berkembang maka ini adalah kubah lava baru," ujar Hanik.

Kemudian terdapat pengangkatan atau pengembangungan di area puncak Merapi terpantau dari satelit yang mengakibatkan sebagian material di puncak mengalami longsor ke arah barat daya.

Hanik mengatakan perilaku Gunung Merapi saat ini berbeda dengan erupsi pada 2006. Menjelang munculnya kubah lava pada 2006 deformasi atau perubahan bentuk Gunung Merapi mengalami penurunan, meski gempa fase banyak (MP) meningkat.

"Sedangkan sekarang meski indikasi magma sudah di permukaan, tepi EDM (deformasi) masih terus terjadi," kata dia.

Baca Juga: Model Majalah Dewasa Sassha Carissa Diperiksa Polisi Terkait Kasus Prostitusi Artis TA

Meski berdasarkan data pemantauan sampai saat ini erupsi diperkirakan tidak akan sebesar erupsi tahun 2010, menurut dia, kemungkinan terjadinya erupsi yang bersifat eksplosif masih ada.

Karena itu, menurut dia, hingga kini BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Potensi bahaya akibat erupsi Merapi diperkirakan maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak.

Ia meminta pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

Baca Juga: Pemerintah Jamin Vaksin COVID-19 Tidak Akan Rusak Selama Distribusi

"Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta; Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah juga diminta mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat," kata Hanik.***

Editor: Sutrisno

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x