Suhu Udara Lebih Dingin Dari Biasanya, Apa Itu Fenomena Bediding? 

- 16 Juli 2021, 09:42 WIB
Ilustrasi suhu udara yang dingin. BMKG jelaskan fenomena bediding di Jawa-Bali.
Ilustrasi suhu udara yang dingin. BMKG jelaskan fenomena bediding di Jawa-Bali. /Pexels

Berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT terlihat cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir juga disertai oleh berkurangnya kandungan uap air di atmosfer. 

Secara fisis uap air dan air merupakan zat yang cukup efektif dalam menyimpan energi panas. Sehingga, rendahnya kandungan uap di atmosfer ini menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi ke luar angkasa pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.

Baca Juga: OPPO Indonesia Segera Boyong Reno6 5G dan Reno6 Pro 5G

Sementara, lanjut mereka, energi yang digunakan untuk meningkatkan suhu atmosfer di atmosfer lapisan dekat permukaan bumi tidak signifikan.

"Hal inilah yang menyebabkan suhu udara di Indonesia saat malam hari di musim kemarau relatif lebih rendah dibandingkan saat musim hujan atau peralihan," demikian dijelaskan.

Selain itu kandungan air di dalam tanah menipis dan uap air di udara pun sangat sedikit jumlahnya yang dibuktikan dengan rendahnya kelembaban udara.

Bahkan, beberapa tempat di Dieng dan dataran tinggi lainnya, berpotensi terjadi embun es yang dikira salju oleh sebagian orang. 

Tips menghadapi fenomena bediding di masa pandemi Covid-19, menurut BMKG adalah perlunya upaya ekstra dalam menjaga daya tahan tubuh. 

"Konsumsi makanan bergizi dan istirahat yang cukup. Hindari aktivitas yang berlebihan dan membuat lelah," demikian dijelaskan.***

Halaman:

Editor: Mayang Ayu Lestari

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x