Network
Cianjurpedia.com – Pengecatan ulang pesawat kepresidenan dari warna biru menjadi merah terus mendapatkan kritikan dari berbagai masyarakat. Sebab, hal tersebut dinilai memboroskan anggaran negara di tengah pandemi Covid-19.
Seperti diketahui, mantan Komisioner Ombudsman Republik Indonesia, Alvin Lie di akun Twitter pribadinya @alvinlie21 pada Selasa 3 Agustus kemaren yang mengatakan bahwa biaya cat ulang pesawat kepresidenan berkisar antara US$100 ribu hingga US$150 ribu atau sekitar Rp1,4 miliar-Rp2,1 miliar rupiah.
Salah satu yang menyuarakan hal itu yakni Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng di akun Instagram pribadinya @andi_a_mallarangeng.
Andi membandingkan selama 10 tahun era pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pesawat kepresidenan warisan Pak Harto tidak pernah dirubah.
Baca Juga: Kim Ji Soo Berubah Menjadi Perfeksionis yang Memikat Untuk Drama Baru tvN High Class
Zaman Presiden SBY, Pesawat buatan Aerospace Bae 146-200 dengan warna ekor kuning keemasan dengan bendera Merah Putih ditengahnya tersebut tidak pernah berganti rupa.
“Sampai dan selama 10 tahun era Presiden SBY, pesawat kepresidenan warisan Pak Harto ini tidak pernah berganti rupa. Presiden-presiden sebelumnya pun tidak pernah mengubah warnanya,” tulis Andi di akun Instagramnya pada Kamis 5 Agustus 2021.
Pesawat kepresidenan warisan Presiden Soeharto dibuat oleh British Aerospace BAe 146-200 ini sejak awalnya dioperasikan oleh Pelita Air Service, anak perusahaan Pertamina.
“Pesawat bermesin empat dan sangat aman namun jarak tempuhnya sangat terbatas. Hal ini menjadi dasar Presiden SBY membeli pesawat kepresidenan baru,” tambah Andi.
