Cianjurpedia.com – Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida pada keterangan tertulisnya tanggal 26 Desember 2021, menyampaikan Gunung Merapi telah mengalami 144 kali gempa guguran.
Gempa guguran Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Provinsi D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah ini terjadi selama periode pengamatan pada Sabtu 25 Desember 2021 pukul 00.00-24.00 WIB.
Dilansir dari InfoPublik, Hanik menyampaikan bahwa pada periode yang sama juga tercatat dua kali gempa hybrid atau fase banyak, serta empat kali gempa embusan. Bahkan berdasarkan pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dengan ketinggian sekitar 300 meter di atas puncak.
Selain itu, tercatat 30 kali guguran lava pijar keluar dari gunung itu dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter ke arah barat daya.
Berdasarkan hasil analisis morfologi pada periode 17 Desember 2021 hingga 23 Desember 2021, terjadi penambahan tinggi kubah lava di barat daya Gunung Merapi.
Tinggi kubah lava di barat daya gunung yang meletus hebat pada tahun Oktober 2010 ini, teramati mencapai 2 meter dengan volume kubah sebesar 1.654.000 meter kubik dan volume kubah tengah sebesar 3.007.000 meter kubik.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan bisa berdampak ke wilayah sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Saat terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi diperkirakan dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.