Terburuk di Dunia, Indeks Kualitas Udara Jakarta Capai 193 Hari Ini, Gunakan Masker Saat Beraktivitas di Luar

- 20 Juni 2022, 09:33 WIB
 Terburuk di Dunia, Indeks Kualitas Udara Jakarta Mencapai 193 Senin Ini, Tetap Gunakan Masker Saat Beraktivitas di Luar Ruangan.
Terburuk di Dunia, Indeks Kualitas Udara Jakarta Mencapai 193 Senin Ini, Tetap Gunakan Masker Saat Beraktivitas di Luar Ruangan. /Pexels/Tom Fisk

Cianjurpedia.com - Jakarta kembali menduduki posisi pertama dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Senin, 20 Juni 2022.

IQ Air, lembaga data kualitas udara, melalui laman resmi di Jakarta, mencatat kualitas udara di Jakarta mencapai indeks 193 pada Senin pagi, sebagaimana yang dilansir dari Antara.

Kualitas udara di Jakarta pagi ini menduduki peringkat terburuk di atas kota Santiago di Chile dengan indeks 175 dan Johannesburg di Afrika Selatan dengan indeks 158.

Baca Juga: Jadwal Vaksin Booster Kabupaten Karawang Hari Ini Senin 20 Juni 2022, Ada di Mall Technomart

IQ Air pun menyarankan masyarakat untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, menghidupkan pemurni udara, menutup jendela, dan menghindari olahraga di luar rumah.

Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk karena konsentrasi "particulate matter" (PM) 2.5 pagi ini mencapai 27,4 kali lipat dari nilai pedoman kualitas udara tahunan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Konsentrasi PM2.5 ibu kota berada pada angka 136,9 gram per meter kubik.

Baca Juga: Transjakarta Tambah Lima Rute Baru, Siap Beroperasi Mulai Senin 20 Juni 2022

Sebagai informasi, indeks kualitas udara berdasarkan standar Amerika Serikat (AQ US) menggolongkan indeks 151 hingga 200 menjadi kategori udara yang tidak sehat.

Sementara itu, PM2.5 ini mengacu pada materi mikroskopis tertentu dengan diameter 2,5 mikrometer atau kurang, dengan berbagai efek merugikan pada kesehatan manusia dan lingkungan, dan karena itu merupakan salah satu polutan utama yang digunakan dalam menghitung kualitas udara kota atau negara secara keseluruhan.

Berdasarkan analisa BMKG, tingginya konsentrasi PM2.5 di Jakarta dipengaruhi oleh berbagai sumber emisi baik yang berasal dari sumber lokal maupun regional.

Mulai dari transportasi dan residensial hingga berasal dari kawasan industri dekat dengan Jakarta.

Baca Juga: Jemaah Calon Haji Wajib Perhatikan Hal Berikut Selama Menjalani Rangkaian Ibadah Haji, Waspada Suhu Panas

Selain itu, proses pergerakan polutan udara seperti PM2.5 juga dipengaruhi oleh pola angin yang bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain.

Angin yang membawa PM2.5 dari sumber emisi dapat bergerak menuju lokasi lain sehingga menyebabkan terjadinya potensi peningkatan konsentrasi PM2.5.

Kemudian faktor lainnya yang mempengaruhi peningkatan PM2.5 yaitu tingginya kelembapan udara yang menyebabkan peningkatan proses adsorpsi atau perubahan wujud dari gas menjadi partikel. 

Proses ini menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi PM2.5 yang difasilitasi oleh kadar air di udara.***

Editor: Hanif Hafsari Chaeza

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah