Mengenal Gerhana Matahari Hibrida, Sebagian Wilayah Indonesia Akan Alami Gerhana Matahari Total

- 20 April 2023, 10:04 WIB
Mengenal Gerhana Matahari Hibrida, Sebagian Wilayah Indonesia Akan Alami Gerhana Matahari Total
Mengenal Gerhana Matahari Hibrida, Sebagian Wilayah Indonesia Akan Alami Gerhana Matahari Total /BMKG/

 

Cianjurpedia.com - Gerhana matahari hibrida akan terjadi di langit Indonesia pada hari ini, Kamis 20 April 2023. Peristiwa alam yang langka ini merupakan gerhana ke-52 dari total 80 gerhana dalam kategori siklus Saros 129.

Siklus Saros merupakan periodisitas dan pengulangan yang mengatur gerhana. Lama satu periode dalam siklus ini sekitar 6.585,3 hari atau 18 tahun 11 hari 8 jam.

Di Indonesia, gerhana matahari hibrida terjadi berupa gerhana matahari sebagian sebagai gerhana utama, dan gerhana matahari total di beberapa wilayah.

Diungkapkan Dosen Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB) Premana W. Premadi, gerhana matahari hibrida merupakan fenomena astronomi yang jarang terjadi. Gerhana ini akan kembali melintasi Indonesia pada tahun 2042 mendatang.

Baca Juga: Fenomena Solstis 22 Desember Jadi Perbincangan, BRIN Beri Penjelasan Agar Masyarakat Tidak Terjebak Hoax

"Peristiwa yang jarang dan tentunya Indonesia beruntung sekali bisa mendapatkan gerhana matahari total," ujar Premana, seperti dikutip dari ANTARA, Kamis 6 April 2023.

Kepala Observatorium Bosscha itu juga mengatakan bahwa, gerhana matahari total menarik dari berbagai aspek. Sebagai bagian dari sains, ketepatan waktu dan posisi saat fenomena terjadi, dapat dihitung secara seksama.

Namun tak hanya indah dan unik, gerhana matahari total juga sudah dikenal oleh masyarakat dalam berbagai peradaban di dunia.

"Kita pun secara astronomi bisa menghitung ke depan maupun ke belakang kapan saja pernah terjadi gerhana dan kapan lagi akan terjadi gerhana," kata Premana menambahkan.

Apa Itu Gerhana Matahari Hibrida?

Gerhana matahari terjadi saat bulan melintas di antara matahari dan bumi, hal tersebut menyebabkan cahaya matahari terhalang sebagian atau seluruhnya oleh piringan bulan.

Fenomena langit ini terbagi dalam beberapa jenis, yaitu gerhana matahari total, gerhana matahari cincin, gerhana matahari parsial, dan gerhana matahari hibrida.

Dalam satu waktu gerhana matahari hibrida, akan terdapat daerah yang mengalami gerhana matahari total, dan ada pula yang mengalami gerhana matahari cincin. Hal tersebut disebabkan oleh lengkungan bumi, dan tergantung dari lokasi pengamatan berada.

Gerhana pun seringkali disertai peristiwa pasang surut laut maksimum akibat letak matahari, bulan, dan bumi yang praktis segaris. Selain itu, terdapat perubahan perilaku pada makhluk hidup, baik makhluk siang maupun malam.

Sebagian Wilayah di Indonesia Akan Alami Gerhana Matahari Total

Gerhana matahari cincin akan dapat diamati dari wilayah yang berada di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Sentral gerhana matahari hibrida berada di Laut Timor pada 9,6 derajat Lintang Selatan dan 125,8 derajat Bujur Timur.

Beberapa wilayah di Australia Barat seperti Ningaloo, Taman Nasional Cape Range, Learmonth hingga Exmouth, serta daerah-daerah di Timor Leste, yaitu Viqueque, Uma Uain Leten, Uani Uma, Alawa Craik, Lacoliu, Tirilolo, Lospalos, Fuiloro, Com, Mehara, dan Tutuala, diketahui akan mengalami gerhana matahari total.

Berikut sebagian wilayah di Indonesia yang akan mengalami gerhana matahari total:

- Pulau Kisar, Pulau Maopora, dan Pulau Damar Desa Batumerah di Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku;

- Pulau Oeta Kepulauan Watubela, Kabupaten Seram;

- Pulau Antalisa, Pulau Faur, Pulau Karas, dan Pulau Rowatte di Kabupaten Fakfak, Papua Barat;

- Soetoeri, Ritoware - Aramasa di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat;

- Idore, Wendehsi, Bur, Pulau Mois Waar, Pulau Rouw, Pulau Iwer, Pulau Rumarakom, Pulau Maransabadi, Pulau Mapimonu, Pulau Yensguandi di Lalu, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat;

- Pulau Num - Pulau Japen (Wooi, Gesauer, Saribi) di Kepulauan Yapen di Papua;

- Pulau Biak (Marjen, Waroi, Parieri, Oerfoe, Jendidori, Mokmer, Mandon, Saba, Arires, Akraak, Saoeaba, Menoerwar, Pulau Owi) di Kabupaten Biak Numfor, Papua.

Sebagai informasi, persentase ketutupan piringan matahari saat puncak gerhana di Biak sebesar 100 persen, Jakarta (Planetarium dan Observatorium Jakarta) sebanyak 38,9 persen, dan Anyer (Komplek Mercusuar Cikoneng) sebesar 36,2 persen.

Gerhana matahari di Biak, Provinsi Papua, berlangsung selama 3 jam 5 menit dengan durasi gerhana matahari total hanya 58 detik. Sedangkan di Jakarta berlangsung selama 2 jam 37 menit, dan di Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, durasi gerhana berlangsung selama 2 jam 33 menit.

Gerhana maksimal akan terjadi secara global saat sumbu bayangan bulan melintas paling dekat dengan pusat bumi, yaitu berlangsung pada 20 April 2023 pukul 4.16 UT atau 11.16 WIB, atau pukul 12.16 WITA atau 13.16 WIT.***

Editor: Mayang Ayu Lestari

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah