Aplikasi Weverse dan UNIVERSE Picu Ketidakpuasan Pelanggan yang Merupakan Fans K-Pop

- 7 Februari 2021, 17:47 WIB
Aplikasi UNIVERSE, layanan  komunitas penggemar yang diluncurkan NCSOFT bulan lalu
Aplikasi UNIVERSE, layanan komunitas penggemar yang diluncurkan NCSOFT bulan lalu /Dok. Korea Times



Cianjurpedia.com - Di tengah pandemi COVID-19 yang telah memberikan pukulan bagi industri K-pop akibat serangkaian tur konser dan meet and greet yang dibatalkan, aplikasi seluler dimanfaatkan sebagai jembatan penghubung bagi komunitas penggemar K-pop global.

Aplikasi fandom tersebut telah menjadi sarana yang lebih penting dibandingkan waktu-waktu sebelumnya bagi fans untuk tetap terhubung dengan idola favorit mereka.

Platform ini memungkinkan penggemar untuk mendapatkan akses ke konten eksklusif, membeli barang dagangan, dan terkadang berkomunikasi dengan anggota idola itu sendiri.

Baca Juga: Posting Foto Bersama Seluruh Kru 'True Beauty', Cha Eun Woo Tuai Kritikan

Namun baru-baru ini, dua aplikasi utama - Weverse dan UNIVERSE - telah memicu kemarahan penggemar karena layanan mereka yang kontroversial, dan bahkan benar-benar salah.

Diluncurkan pada 2019 oleh Big Hit Entertainment, aplikasi Weverse membuka toko merchandise resmi bernama Weverse Shop yang menjual produk 11 artis K-pop, termasuk BTS, TXT, dan Seventeen. Namun, toko tersebut belakangan ini dilanda sejumlah keluhan terkait kualitas barang dan jasa pelayanannya.

Dilansir dari Korea Times hari ini, Seoul Electronic Commerce Center (SECC) mengatakan telah menerima 137 keluhan konsumen tentang Weverse Shop sejak Mei 2020 hingga bulan lalu. Seorang pejabat menekankan bahwa angka seperti itu "sangat tinggi" dibandingkan dengan toko serupa lainnya, yang jumlahnya mendekati nol.

Baca Juga: Twitter Umumkan Peringkat Cuitan Terkait K-pop Tahun 2020, Warganet Indonesia Posisi Pertama

Terungkap bahwa beberapa penggemar tidak kunjung menerima barang yang mereka pesan selama lebih dari delapan bulan, tanpa tanggapan dari layanan pelanggan. Beberapa pelanggan yang lain bahkan menerima produk cacat yang diklaim toko tidak memenuhi syarat untuk pengembalian uang atau penukaran.

Jenis keluhan berkisar dari produk yang rusak (42,3 persen), masalah pengembalian uang dan pertukaran (33,6 persen), dan pengiriman tertunda (13,8 persen). Sebagai tanggapan, SECC telah memutuskan untuk melakukan penyelidikan untuk menentukan apakah Weverse Shop melanggar Undang-Undang Perlindungan Konsumen di Perdagangan Elektronik.

Platform lainnya, UNIVERSE, adalah pendatang baru di pasar fandom K-pop, yang baru saja diluncurkan oleh pengembang game online NCSOFT bulan lalu.

Baca Juga: 5 Aktor dan Idola K-Pop yang Serahkan Green Card AS demi Layani Negara, Ada Taecyeon 2PM

Bahkan sebelum tanggal rilis resmi, penggemar telah menantikan fitur teknologinya yang unik, karena mereka dapat terlibat dalam "panggilan pribadi" dengan suara yang dirender AI dari idola mereka, dan membuat video musik virtual dengan menangkap gerakan bintang mereka. Aplikasi tersebut dijadwalkan untuk menampilkan artis populer seperti MONSTA X, Kang Daniel, (G) I-DLE dan IZ * ONE.

Namun segera setelah peluncuran resmi di 134 negara, platform ini menerima banyak kritik keras dari penggemar K-pop karena servernya yang tidak stabil, sering gangguan, dan kurangnya subtitle untuk beberapa konten.

Kemudian layanan berbayar berupa "panggilan pribadi" yang dirancang untuk memungkinkan penggemar merasa seolah-olah mereka sedang berbicara di telepon dengan para artis dengan memasukkan suara yang dirender AI dari para bintang. Pengguna dapat memilih nama panggilan mereka, nada idola, konteks panggilan dan bahkan hubungan mereka dengan idola tersebut.

Baca Juga: I'm Not Cool, Lagu Terbaru Diva K-pop HyunA Ditonton 4,7 Juta Kali dalam 24 Jam

Tetapi beberapa penggemar berpendapat bahwa teknologi suara buatan seperti itu "tidak perlu dan menyeramkan", karena membuat percakapan terdengar kering dan sepihak tanpa membawa banyak emosi. Yang lain menyatakan bahwa salah satu opsi untuk konteks panggilan, "Being Flirty," tidak pantas karena secara berlebihan mengkomersilkan artis K-pop sebagai objek hasrat seksual.

Masalah lainnya adalah beberapa pengguna yang terlibat dalam percakapan mengungkapkan ketidaknyamanan dengan sejumlah kalimat yang mereka anggap mengancam, seperti "Di mana Anda tinggal?", "Kenapa kamu tidak menjawab teleponku?, "Aku tidak suka perilaku seperti itu, jadi harap berhati-hati lain kali."

Beberapa penggemar juga menunjukkan keprihatinan bahwa teknologi semacam itu dapat disalahgunakan, dan menghasilkan produk audio deepfake yang dibuat tanpa persetujuan artis yang bersangkutan. ***

Editor: Sutrisno

Sumber: Korea Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x