Network
Cianjurpedia.com - Mengingat kepekaan tentang sejarah distorsi K-Drama, "Reply 1988" sepertinya terlambat menjadi sorotan. Drama ini menerima pujian atas 'penggambaran yang sukses dari protes siswa' dengan cara yang menyenangkan dan sesuai dengan drama tanpa meremehkan penderitaan yang menjadi penyebab protes.
Sebagaimana dilansir dari Koreaboo, dalam utas Twitter yang menjadi viral di kalangan orang Korea, pengguna @GodWWW__ mengungkapkan bagaimana drama tersebut berhasil memasukkan peristiwa penting dalam drama.
Karena drama "Reply 1988" berlatar antara pertengahan 1980-an hingga awal 1990-an, gerakan protes mahasiswa secara alami menjadi bagian dari sejarah selama dekade tersebut. Namun, jika digambarkan dengan cara yang salah, hal itu akan membawa banyak kerugian bagi mereka yang terlibat dalam peristiwa sejarah tersebut.
Baca Juga: Petisi untuk Hentikan Penayangan Drama 'Snowdrop' Capai Lebih dari 96 Ribu Tandatangan
"Saya pikir sebuah karya yang patut dipuji karena menggambarkan protes siswa sebagai komedi hitam akan menjadi episode kelima dari Reply 1988. Di bagian pertama, Sung Dong Il menyelamatkan seorang siswa yang sedang berlari pergi selama protes dan memberinya uang untuk membeli makanan saat mengirimnya dalam perjalanan, sementara dia memarahi putrinya sendiri setelah mencium bau gas air mata padanya," cuit akun tersebut.
Dalam adegan yang disebutkan, Sung Dong Il melindungi seorang pengunjuk rasa mahasiswa saat dia dikejar-kejar oleh petugas Badan Keamanan Nasional. Mengetahui bahwa pemrotes akan disiksa jika ditangkap, Sung Dong Il berpura-pura sebagai ayah dari pemrotes dan membawanya pergi secara alami.
Sifat lembutnya terhadap pemrotes kontras dengan omelannya yang keras terhadap putrinya, Sung Bo Ra. Bo Ra secara aktif berpartisipasi dalam protes, yang membuat orangtuanya kecewa.
Baca Juga: Meski Telah Tayang Dua Episode, SBS Akhirnya Resmi Batalkan Penayangan K-Drama 'Joseon Exorcist'
Pengguna akun tersebut terus menjelaskan bahwa saat itu, banyak orang tua yang memberi tahu anak-anak mereka di daerah protes Seoul bahwa itu baik-baik saja selama mereka tidak berada di garis depan protes.
Namun, karena kebanyakan orang tewas dalam Pembantaian Gwangju di Jeolla-do di mana bahkan orang-orang yang tidak terlibat dalam gerakan tersebut dibunuh, wajar jika Sung Dong Il mengambil tindakan yang lebih keras dengan putrinya. Tindakan Sung Dong Il digambarkan secara akurat ke dalam sejarah.
Sebuah adegan di mana drama berhasil melakukan komedi hitam adalah ketika Sung Dong Il mengunci putrinya di kamarnya dan menolak memberinya makanan atau air sampai dia berjanji untuk mundur.
Baca Juga: K-Drama JTBC ‘Snowdrop Tidak Akan Memiliki Iklan PPL Untuk Hindari Kontroversi
Tindakan ini mirip dengan pelaku yang secara tidak adil mengurung, menyiksa, dan membunuh pengunjuk rasa mahasiswa untuk mencegah penyebaran demokrasi. Dia melakukannya dengan kesan bahwa dia perlu melindungi masa depannya sebagai calon profesor sekaligus keluarganya, selain trauma yang dihadapinya.
Ini ironis karena ini sejalan dengan cara para pejabat negara memperlakukan demonstran secara tidak adil dengan kesan dan perintah bahwa itulah yang terbaik bagi bangsa, lanjut akun tersebut.
Pada akhirnya, ketika Sung Dong Il harus menjemput Bo Ra dari kantor polisi karena memprotes, dia tidak dapat memarahinya karena dia tahu jauh di lubuk hatinya bahwa apa yang dia lakukan itu benar.
Baca Juga: Rose BLACKPINK dan Hyeri Girl's Day Tunjukkan Persahabatan yang Manis di Episode Terbaru 'Men on A Mission'
Pada akhirnya, ketika Sung Dong Il harus menjemput Bo Ra dari kantor polisi karena memprotes, dia tidak dapat memarahinya karena dia tahu jauh di lubuk hatinya bahwa apa yang dia lakukan itu benar. ***
