Instalasi Penyadapan Air Cibadak, Cikal Bakal Nama Jalan Ledeng di Bandung

9 Desember 2020, 10:05 WIB
Instalasi Penyadapan Air Cibadak /Facebook upilawas

 

Cianjurpedia.com - Pada tahun 1920-an, pemerintah Kota Bandung memelihara mata air di kawasan Ledeng yang dulu lebih dikenal dengan sebutan Cibadak. Konon, dalam bahasa Sunda nama Cibadak berarti Cai Badag atau air berlimpah.

Namun, karena sulit dilafalkan oleh orang Sunda, badag diucapkan menjadi badak. Sesuai namanya, kala itu di kawasan Cibadak terdapat mata air yang berlimpah sehingga pemerintah Kota Bandung pun membuatkan benteng pelindung sumber mata air untuk memeliharanya.

Benteng yang dibangun pada 1920-1923 ini akhirnya diresmikan pada 1921 oleh Wali Kota Bandung Bertus Coops. Instalasi dan mata air tersebut berada di lembah yang dikepung pemukiman padat dan kompleks perumahan baru di Kampung Cidadap Girang, Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap.

Baca Juga: SDN 001 Merdeka, Bukti Perkembangan Bandung Dikenal sebagai Kota Pendidikan

Dari sejak dibangun benteng tersebut hingga sekarang, instalasi dan mata air Cibadak telah menjadi andalan para warga sekitar. Meski saat ini banyak warga yang sudah mempunyai sumur bor, tetapi saat air mandek atau kurang warga akan lari ke mata air tersebut. 

Bersumber dari mata air, kapasitas debit air instalasi itu sekitar 8 liter per detik. Sekitar 500 keluarga di Setiabudi, Ciumbuleuit, dan Sukajadi, menikmati layanan instalasi ini.

Instalasi dan mata air Cibadak yang saat ini melayani sekitar 500 sambungan sudah dimanfaatkan warga sekitar secara turun temurun. Selama ini mata air Cibadak dimanfaatkan warga untuk kebutuhan sehari-hari dan keperluan air minum. Bahkan, di dekat instalasi pun terdapat dua bilik yang dapat digunakan untuk mandi dan mencuci pakaian.

 

Dibalik semua airnya yang melimpah dan manfaatnya yang banyak, tak banyak yang tahu, kalau ternyata instalasi Cibadak inilah yang menjadi cikal bakal nama Ledeng bagi kawasan tersebut. Jadi, air yang melimpah di kawasan Cibadak saat itu disadap dan dialirkan melalui saluran pipa-pipa besar ke kawasan sekitarnya.

Baca Juga: Kantor Pusat Bala Keselamatan Bandung yang Penuh Histori

Pipa-pipa saluran berukuran besar yang melintang inilah yang kemudian menjadi awal nama Ledeng hadir. Karena ledeng berasal dari Bahasa Belanda, yakni Leiding yang berarti saluran. Hingga saat ini, pipa-pipa tersebut masih tertanam dan dipakai sebagai saluran pembagian air ke pemukiman penduduk.

Wajar saja, ketika ada isu rencana pembangunan kondotel oleh pengembang asal Jakarta di dekat kawasan instalasi, banyak warga yang tidak setuju. Selain dinilai akan mengancam kondisi alam sekitar dan mengurangi debit air yang biasa warga gunakan untuk kebutuhan sehari-hari, khawatirnya pembangunan gedung bertingkat ini pun akan merusak instalasi yang telah menjadi cikal bakal nama Ledeng. Sebagai instalasi tertua yang memiliki kaya manfaat, sudah sepantasnya warga dan pemerintah mempertahankan dan menjaganya dengan baik.

Mata air Cibadak dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening. Perusahaan ini dikelola langsung oleh pemerintah Kota Bandung. Pada tahun pembuatan instalasi Cibadak, nama perusahaannya masih berbahasa Belanda, yakni Stadsgemeente Waterleiding Bandung.***

Editor: Sutrisno

Tags

Terkini

Terpopuler