Kantor Pusat Bala Keselamatan Bandung yang Penuh Histori

- 8 Desember 2020, 10:05 WIB
Kantor Pusat Bala Keselamatan Bandung
Kantor Pusat Bala Keselamatan Bandung /Google Street View 2019



Cianjurpedia.com - Terkait rencana perpindahan Ibukota Pemerintah Hindia Belanda ke Bandung, Kantor Pusat teritorial Bala Keselamatan pun turut dipindahkan dari Semarang ke Bandung. Pandangan strategis ini diambil let. Kolonel J.W de Groot sebagai Komandan Teritorial Bala Keselamatan di Hindia Belanda agar komunikasi dengan instansi pemerintah berjalan lebih baik, demi peningkatan pelayanan sosial.

Bala Keselamatan (Salvation Army) yang dikenal sebagai pelayanan sosial Gereja Protestan ini didirikan oleh William Booth dan berpusat di kota London. Untuk mengenang jasanya, saat itu Kolonel de Groot mengusahakan membuat bangunan di atas sebidang tanah kepada pemerintah di sudut Jalan Sumatra dan Jawa. 

Pada 24 Agustus 1915, tanah yang merupakan lapangan sepak bola tersebut resmi diberikan pemerintah Indonesia kepada Bala Keselamatan. Sebagai wujud penghargaan terhadap William Booth, maka di atas tanah itu berdirilah gedung kantor pusat teritorial Bala Keselamatan dan panti asuhan, dengan nama William Booth.

Baca Juga: Sandiaga Uno Positif Covid-19, Lakukan Isolasi Mandiri Bersama Istri

Wali Kota Bandung Tuan Coops dan puterinya meletakkan batu pertama gedung panti asuhan pada upacara peletakan batu pertamanya. Dalam sebuah buku berjudul “Sejarah Gereja Bala Keselamatan di Indonesia” karangan Letnan Kolonel Melattie M.Brouwer, bahwa “ Pada acara ini ikut dibenamkan bersama batu penjuru sebuah kotak alumunium berisi buku Doktrin Bala Keselamatan, Perintah dan Aturan bagi Prajurit Bala Keselamatan, Undang-Undang peperangan serta Strijdkreet dan Pemberita Peperangan (majalah Bala Keselamatan) terbitan terakhir”.

Akhirnya, pada 24 September 1917, peresmian gedung dilaksanakan tanpa kehadiran Letnan Kolonel J.W de Groot yang sudah pindah ke Teritori Jepang pada tahun 1916. Gedung ini pun diresmikan oleh Gubernur Jenderal Count John Paul van Limburg Stirum yang membuka pintu kantor pusat teritorial. Sementara istrinya yang membuka pintu panti asuhan anak-anak yang terletak di samping kantor pusat.

Keadaan berubah, saat tentara Jepang tiba di Pulau Jawa dan mengambil alih kantor pusat pada 13 Maret 1942 dan menduduki bangunan ini sebagai salah satu markas. Ketegangan berlangsung tidak saja di seluruh Bala Keselamatan daerah-daerah di Indonesia. 

Akhirnya setelah kemerdekaan Indonesia, pada bulan September 1945, Kantor Pusat Bala Keselamatan kembali dalam keadaan porak poranda. Dua tahun kemudian, proses pemulihan bangunan ini rampung. Tepatnya pada 31 Mei 1947, Kantor Pusat Teritorial dan panti asuhan anak-anak berfungsi seperti semula. 

Baca Juga: Museum dan Galeri Kereta Api Indonesia Graha Parahyangan di Bandung

Halaman:

Editor: Sutrisno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x