Mengenal Iket Sunda Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Asal Jawa Barat, Presiden Jokowi Pernah Memakainya

18 Agustus 2021, 10:20 WIB
Jokowi Hadir di Sidang Tahunan MPR Mengenakan Pakaian Adat Baduy, tak ketinggalan juga ciri khas iket Sundanya. * /Tangkapan layar//Instagram/@jokowi/

 

Cianjurpedia.com - Baju adat suku Baduy yang dikenakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPD dan DPR RI untuk menyampaikan Pidato Kenegaraan pada Senin, 16 Agustus 2021, menjadi sorotan publik. 

Selain pakaian adat suku Baduy, salah satu yang menarik perhatian lainnya adalah penutup kepala berwarna biru tua dan hitam dengan motif batik yang digunakan Presiden.

Penutup kepala yang biasa disebut dengan "iket" dalam bahasa Sunda ini ternyata banyak jenisnya dan memiliki makna. 

Pada zaman dahulu iket atau totopong mencerminkan kelas dalam lingkungan masyarakat, hingga tampak jelas perbedaan kedudukan seseorang (pria) dalam kehidupan sehari-hari. 

Baca Juga: Kemenag Terbitkan Kartu Nikah Digital, Untuk Calon Pengantin Begini Cara Membuatnya

Biasanya pemakaian iket berkaitan dengan kegiatan sehari-hari atau perhelatan resmi seperti upacara adat dan masyarakat adat.

Dilansir dari instagram Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Jawa Barat, bagi orang Sunda, iket bukan hanya sekadar secarik kain (saceundeung kaen) yang digunakan di kepala. Makna iket jauh lebih besar dari hanya sekadar pelindung atau menandakan status sosial. 

Akan tetapi, iket dibentuk dari kain berbentuk segiempat yang memiliki empat sudut. Keempat sudut itu memiliki makna sebagai kereteg hate (kereteg= perasaan atau suara yang timbul dengan sendirinya, hate=hati, kereteg hate diartikan sebagai niat), ucap (lisan), tingkah (sikap), dan raga (badan).

Kemudian, kain dilipat dua membentuk segitiga sama kaki dengan tiga sudut. Tiga sudut tersebut mencerminkan kesetaraan dalam hidup kemasyarakatan (tritunggal).

Baca Juga: Rambutnya Terkena Slime, Yoo Jae Seok Terpaksa Keramas di Tengah Syuting Running Man

Iket sunda memiliki macam-macam model. Model iket terus berkembang seiring dengan berkembangnya inovasi dan kreativitas masyarakat Sunda. 

Kini, selain iket buhun dikenal juga model iket kiwari dengan konsep modern yang lebih praktis. Nama dari iket kiwari pun sesuai rekaan dengan pembuatnya misalnya iket candra sumirat, iket maung leumpang, iket praktis mancala putra, dan masih banyak lagi. 

Beberapa model iket lain di antaranya ada barangbang semplak, parekos jengkol, tutup liwet, parekos nangka, porteng dan kole yangsang. 

Bagi orang Sunda, harus bangga memiliki warisan budaya yang begitu luhur ini karena iket telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) asal Jawa Barat pada tahun 2017, oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).***

Editor: Mayang Ayu Lestari

Sumber: Kemdikbud

Tags

Terkini

Terpopuler