Sejarah Panjang Toilet Umum, Bermula dari Pajak Urine yang Dipungut Kaisar Romawi

5 Maret 2022, 16:18 WIB
Ilustrasi toilet umum. /Kendalku/Fahmi Syaiful Akbar

Cianjurpedia.com - Tidak jarang, mengeluarkan pecahan uang kecil untuk membayar toilet umum dianggap hal sepele. Namun, siapa sangka uang tersebut bisa sangat berdampak bagi para pemungutnya.

Seperti halnya Kaisar Roma, Vespasian yang mendanai pembangunan Colosseum, amfiteater kuno terbesar sepanjang sejarah, dari pajak urine yang ia pungut.

Pada masa Romawi kuno, air seni manusia adalah komoditas berharga. Cairan yang mengandung amonia, beragam mineral, dan bahan kimia seperti fosfor dan potassium itu kerap dijadikan bahan untuk penyamakan kulit, memutihkan wol, linen, hingga memutihkan gigi.

Baca Juga: Sepenggal Kisah Pelukis Raden Saleh, Makamnya Baru Ditemukan 43 Tahun Setelah Ia Meninggal

Tahun 37 Masehi, ketika Kaisar Nero membutuhkan dana ekstra untuk membiayai berbagai program, Ia memungut apa yang dikenal sebagai vectigal urinae, berasal dari bahasa Latin yang berarti pajak urine.

Pajak ini dikenakan kepada pengumpul urine di penampungan urine umum. Masa itu, masyarakat kelas bawah buang air kecil pada sebuah wadah.

Setelah penuh, wadah tersebut lantas dibawa ke penampungan limbah untuk dikosongkan. Urine juga dikumpulkan dari toilet umum kelas atas.

Setelah mengumpulkan urine dari tempat pembuangan, urine kemudian didaur ulang sebagai bahan baku berharga untuk sejumlah proses kimia.

Baca Juga: Sejarah Masjid Nabawi, Masjid Kedua yang Dibangun Nabi Muhammad SAW

Meskipun pajak tersebut akhirnya dihapus, vectigal urinae kembali diberlakukan sekitar tahun 70 M oleh Kaisar Vespasian.

Vespasian bahkan memperluas pajak urine hingga penggunaan toilet umum berbayar. Tidak hanya rakyat, Titus, putra Vespasian juga mengungkapkan rasa jijiknya atas pajak urine.

Pungutan pajak urine sekaligus toilet umum pada era Vespasian disebut sebagai toilet umum berbayar pertama di dunia.

Segera setelah pajak urine diberlakukan, orang Romawi mulai menyebut toilet lokal sebagai “vespasians.”

Saking besarnya pendapatan dari pajak, pajak urine yang dipungut Vespasian mampu membantu pendanaan pembangunan Colosseum selama 10 tahun pemerintahannya.

Kini, nama Vespasians masih melekat pada sebagian urinal publik di Prancis (vespasiennes), Italia (vespasiani), dan Rumania (vespasiene). Menariknya, ada Vespacien yang dibangun di Montreal pada tahun 1930.

Baca Juga: Mengenal Kebesaran Sejarah Islam Lewat Museum Al Quran dan Asmaul Husna di Madinah

Toilet Umum dari Masa ke Masa

Pada awal tahun 2800 SM di peradaban Mohenjo-daro, terdapat peninggalan toiliet umum yang terstruktur dengan baik dan semuanya terhubung ke sistem saluran pembuangan. Sistem tersebut juga terdapat pada masa Yunani kuno.

Sementara itu pada masa Romawi sekitar tahun 700an SM, toilet umum hanya tersedia untuk laki-laki.  

Toilet pada masa itu tidak memiliki sekat, hanya berupa bangku dari marmer yang menempel di sepanjang tembok ruangan dengan lubang di setiap bangkunya.

Beberapa dari jamban tersebut dapat menampung lebih dari lima puluh orang sekaligus. Toilet umum pun menjadi tempat berbaur, buang air sambil berbincang satu sama lain.

Baca Juga: Belum Terkalahkan, Legenda Persib ini Peraih Trofi Terbanyak Bersama Maung Bandung

Jika laki-laki disediakan toilet umum, maka para perempuan direpotkan dengan masalah sanitasi ini. perempuan harus tinggal dekat dengan rumah agar bisa menggunakan kamar mandi saat dibutuhkan. Situasi ini disebut sebagai "tali kencing" (urinary leash).

Namun, perempuan menemukan cara untuk mengatasi masalah tersebut. Beberapa memilih untuk tidak makan atau minum jika harus berada di tempat umum.

Toilet umum pertama yang dipisahkan berdasarkan jenis kelamin adalah toilet sementara yang dibangun pada pergelaran pesta dansa Paris tahun 1739.

Penyelenggara menempatkan satu kotak di satu sisi untuk toilet pria dan satu kotak di sisi lain untuk toilet perempuan. Pemisahan toilet saat itu dipandang sebagai hal baru.

Baca Juga: Rasulullah Dimakamkan Persis Di Tempat Beliau Wafat, Begini Fakta Mengenai Makam Nabi Muhammad SAW

Pada awal abad ke-19, kota-kota besar di Eropa mulai memasang toilet umum. Pertama di Paris, kemudian di Berlin pada 1820, dan di London tahun 1851.

George Jennings, insinyur sanitasi, memperkenalkan toilet umum yang disebutnya "lemari monyet", ke Crystal Palace untuk Pameran Besar tahun 1851.

Kini, toilet umum sudah menjadi fasilitas vital di berbagai tempat publik. Standarisasinya pun semakin tinggi, dari mulai kebersihan, kecanggihan, estetika, hingga kenyamanan menjadi dasar pertimbangan ketika membangun toilet umum.***

Editor: Fitrah Ardiansyah

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler