Balai Perguruan Putri, Sekolah Yang Dibangun Untuk Mengenang Jasa Mr. Conrad Theodore van Deventer

- 10 Desember 2020, 11:10 WIB
Balai Perguruan Putri Bandung Jalan Van Deventer
Balai Perguruan Putri Bandung Jalan Van Deventer /Google Street View 2019

 

Cianjurpedia.com - Van Deventerschool. Itulah nama awal dari Balai Perguruan Putri di Bandung. Sebuah sekolah guru putri atau meisjenormaalschool yang dibangun untuk mengenang jasa Mr. Conrad Theodore van Deventer. 

Ia adalah seorang Belanda, ahli hukum yang memprakarsai politik etis atau politik balas budi Belanda kepada pribumi. Kemunculan politik tersebut memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan di Hindia Belanda dalam wujud berdirinya sekolah-sekolah untuk pribumi. 

Di Bandung, keluarga Van Deventer mendirikan Van Deventerschool,  beberapa tahun setelah Van Deventer meninggal. Sekolah tersebut diresmikan pada 24 Juli 1919 oleh istri Gubernur Jenderal Ny. Gravin van Limburg Stirum Sminia.

Baca Juga: Kawasan Jalan Gempol Bandung yang Terkenal dengan Roti dan Kupat Tahunya

Saat itu, sekolah guru juga memang  sangat dibutuhkan. Apalagi, sebelumnya sudah ada Sakola Kautamaan Istri yang didirikan oleh Raden Dewi Sartika pada tahun 1904 yang hanya memiliki sedikit tenaga pengajar. 

Lebih dari 20 tahun, Van Deventerschool atau dahulu dikenal pula Van Deventer Vereeniging Vor West Java  telah mencetak guru-guru putri. Calon guru putri sekolah tersebut berasal dari berbagai daerah, karena Van Deventerschool tidak semua ada di Hindia Belanda. 

Murid-muridnya pun tak terbatas pada kalangan bangsawan saja. Sayangnya, keadaan tersebut harus berubah saat pendudukan Jepang tahun 1942. Van Deventerschool Bandung harus dibubarkan. Sekolah tersebut lalu dijadikan markas tentara, sedangkan murid-muridnya terpaksa diungsikan ke sekolah guru putri Yogyakarta. 

Sementara itu Van Deventerschool harus pindah ke Belanda. Lepas dari cengkeraman Jepang, bangunan sekolah ini  sempat digunakan oleh ITB (Institut Teknologi Bandung) dan STO (Sekolah Tinggi Olahraga). Namun tak berapa lama, tepatnya pada tahun 1952, perwakilan dari Belanda menyerahkan Van Deventerschool. Termasuk semua kekayaan, bangunan sekolah dan tanahnya kepada sejumlah alumni dan tokoh pendidikan di Jawa Barat.

Atas keputusan bersama, nama sekolah ikut berganti pada tahun 1953, yakni menjadi Balai Perguruan Putri (BPP).

Seiring perkembangannya, tak banyak perubahan yang terjadi pada Balai Perguruan Putri. Bangunan tersebut masih berfungsi sebagai sekolah hingga sekarang. Hanya saja terdapat tiga tingkatan pendidikan yang menempati kompleks tersebut, yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Taman Kanak-kanak (TK). 

Dari segi siswa, sekolah yang awalnya hanya menerima siswa putri, menjadi terbuka untuk siswa putra, karena dahulu sempat hanya memiliki sedikit murid. Namun yang tak mengalami perubahan adalah pemeliharaan kultur Sunda yang selalu diwariskan kepada semua siswanya.

Baca Juga: Situ Umar yang Kini Dikenal Sebagai Tempat Wisata Bernama Floating Market

Jika dilihat dari segi bangunan, sebagian besarnya masih menggunakan bangunan lama peninggalan Belanda. Walaupun ada pula beberapa bangunan baru, dan beberapa yang direnovasi karena kerusakan. 

Untuk bangunan lama, tak ada sedikit pun yang diubah secara drastis. Termasuk dalam kompleks tersebut, masih terdapat wisma yang sekarang diberi nama Wisma Van Deventer. Wisma ini terbilang baru meskipun bangunannya menggunakan bangunan lama. 

Wisma tersebut diresmikan pada 11 Desember 2006 oleh istri Danny Setiawan, Gubernur Jawa Barat saat itu. Wisma berkapasitas 150 tamu ini disewakan kepada masyarakat. Lalu, hasil sewanya digunakan untuk menunjang operasional sekolah.

Bangunan yang penuh dengan sejarah ini lokasinya berada di Jalan Van De Venter Bandung, nama jalan yang sama dengan nama pendiri Van Deventerschool. Saat ini Jalan Van Deventer tak sesunyi zaman dulu karena kerap dilalui banyak kendaraan.***

Editor: Sutrisno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah