Kawasan Jalan Gempol Bandung yang Terkenal dengan Roti dan Kupat Tahunya

- 9 Desember 2020, 16:05 WIB
Kawasan Jalan Gempol Bandung
Kawasan Jalan Gempol Bandung /Google Street View 2019

 

Cianjurpedia.com - Pada tahun 1920-1935, Pemerintah Kolonial Belanda merancang sebuah pemukiman terencana atau formal pertama di Kota Bandung, tepatnya di kawasan Gempol. Kawasan yang dulunya dikenal dengan nama “Klein Woningbouw Gempol” ini dibangun dan diperuntukkan bagi karyawan golongan bawah yang bekerja di Gedung Sate ataupun gedung-gedung pemerintahan serta perkantoran yang ada di dekatnya.

Kawasan yang termasuk bagian dari tahap pembangunan Uitbreidingsplan Bandoeng-Noord ini merupakan rancangan arsitek Ir. J. Gerber dibantu dengan beberapa arsitek lainnya. Mereka membuat konsep bangunan rumah tropis dengan atap miring dan aksen pada ujung bubungan atap.

Sementara itu, karakteristik dari perumahan ini adalah pemukiman dengan sistem kuldesak atau kantong dengan jumlah total bangunan rumah tinggal sekitar 143 unit rumah dengan delapan rumah tipe hunian.

Baca Juga: Meski Tak Tersisa Bangunan Lamanya, Hotel Istana Bandung Kaya Akan Sejarah

Rumah tipe hunian ini diantaranya, rumah tunggal, rumah kopel, rumah lipat empat, rumah kopel toko, rumah tunggal besar, rumah deret empat unit, rumah deret enam unit, dan rumah deret delapan unit. Sayangnya, sekarang bangunan asli pemukiman ini hanya tersisa kurang dari 10 rumah. 

Nama Gempol sendiri, konon diambil dari salah satu nama daun yang dulunya tumbuh banyak di kawasan ini. Pada masa pemerintahan Belanda, perumahan di kawasan Gempol memiliki saluran pembuangan air yang sangat tertata rapi atau dikenal dengan nama Brandgang di tengah-tengah.

Lalu, di tengah-tengah kompleksnya terdapat sebuah taman yang sengaja dibuat pemerintahan Belanda sebagai ruang terbuka hijau. Akan tetapi, taman ruang terbuka hijau itu kini sudah dialihfungsikan sebagai rumah pemukiman yang padat. Sebelumnya, pada 1930-an juga terdapat sebuah gapura pintu masuk kampung Gempol yang begitu ciri khas, tapi gapura itu hancur ketika Jepang mulai masuk ke Kota Bandung.

Baca Juga: Museum dan Galeri Kereta Api Indonesia Graha Parahyangan di Bandung

Halaman:

Editor: Sutrisno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x