Baca Juga: Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta Akan Diaktifkan Kembali Mulai 1 April 2022
Di sisi lain, pelaku pasar keuangan juga sedang memperhatikan data ekonomi China. Seperti yang diketahui, data tersebut merupakan salah satu motor pertumbuhan ekonomi global. Pagi ini, data survei manufaktur Negeri Tirai Bambu baru saja dirilis.
“Hasil menunjukkan aktivitas manufaktur yang terkontraksi karena penutupan wilayah akibat lonjakan kasus COVID-19 dan ini bisa memberikan tekanan tambahan ke aset berisiko, termasuk rupiah,” jelasnya.***