Cianjurpedia.com – Hari ini tepat 27 Sya’ban 1442 H, artinya tinggal dua hari kita akan memasuki bulan yang penuh berkah dan ampunan Allah SWT yakni bulan suci Ramadhan.
Persiapan yang sudah kita lakukan untuk menghadapi bulan yang penuh rahmat ini seperti yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat sudah dilakukan bulan-bulan sebelumnya termasuk bulan Rajab, Sya’ban.
Hal ini sesuai dengan pesan Rasulullah agar saat masuk di bulan Ramadhan baik mental dan fisik sudah siap melaksanakan ibadah tersebut lebih khusyu dan istiqamah.
Nah tentunya agar kita tetap fokus di bulan suci ini perlunya kita mengetahui keutamaan-keutamaan puasa Ramadhan seperti ditukil dari “Fatwa-fatwa Seputar Ramadhan” karya KH. Aceng Zakaria:
Baca Juga: 6 Target Ibadah Puasa Ramadhan Yang Mesti Kita Capai
Diampuni Dosa
Sebagaimana dalam hadist Rasulullah SAW yang berbunyi,”Barangsiapa yang melaksanakan shaum ramadhan atas dasar iman dank arena Allah niscaya diampuni dosa-dosa yang telah lalu.” (H.R. Bukhari)
Dikabulkan Do’a
Sabda Nabi SAW yang diriwayatkan Ibnu Majah,”Tiga orang tidak akan ditolak do’anya yaitu: Imam yang adil, yang berpuasa sampai ia berbuka dan do’anya orang yang dizhalim.” (HR. Ibnu Majah, 1, :558).
Dilipatgandakannya Kebaikan
Sesuia yang disabdakan Nabi yang berbunyi,” Setiap amal Adam kebaikannya akan dilipatgandakan 10 kali lipat sampai 700 kali lipat,dan sampai kehendak Allah. Allah berfirman: Kecuali (pahala) shaum,maka sesungguhnya shaum itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Seseorang meninggalkan keinginan syahwatnya dan makannya karena-Ku.
Bagi yang berpuasa ada dua kegembiraan; satu di saat ia berbuka puasa dan kedua di saat bertemu Rabb-nya. Sungguh bau mulut yang sedang berpuasa, lebih harum di sisi Allah dari harumnya minyak kasturi (wangi).”(H.R. Ibnu Majah: 1:525)
Baca Juga: 4 Hikmah Shaum atau Puasa di Bulan Suci Ramadhan
Demikianlah keutamaan shaum atau puasa Ramadhan dan banyak lagi sebenarnya, semoga dengan kita mengetahui keutamaan ini menjadi motivasi kita untuk tetap khusyu dan istiqamah menjalaninya. Hu wallahu a’llam bishawab.***