Cianjurpedia.com – Di part satu sebelumnya, Andreas menceritakan kejadian-kejadian mencekam yang terjadi di sebuah rumah yang dulunya dipakai untuk praktek bidan pelaku pesugihan.
Kemudian menurut Farida Ananta, seorang perempuan yang memiliki kemampuan untuk melihat hal-hal gaib, bidan pelaku pesugihan di rumah itu tak hanya satu, melainkan ada dua orang.
Melansir kanal YouTube Gritte Agatha dengan nama GA, pada Kamis 9 Juni 2022, Farida menguak apa saja yang ada di rumah bekas klinik bidan pelaku pesugihan itu.
Dari hasil penerawangannya, ia melihat kedua bidan tersebut sama-sama menggunakan bayi dan darah segar serta ibu hamil yang gagal menjalani persalinan yang kemudian meninggal, untuk dijadikan tumbal.
Farida melihat, di ruangan yang dikunci itu memang sengaja disimpan berbagai makhluk gaib, karena tempat itu merupakan tempat untuk melakukan ritual dan hal-hal gaib lainnya.
Baca Juga: [Part 1] Menguak Bidan Pelaku Pesugihan, Lakukan Aborsi dan Gagalkan Persalinan Untuk Tumbal
Ruangan kosong yang mulanya tak dapat dibuka, yang ada di rumah tersebut merupakan satu-satunya bukti dari adanya praktek pesugihan yang dilakukan oleh kedua bidan keji itu dengan menumbalkan bayi, darah segar, dan wanita hamil.
Dari penjelasan Farida, ruangan tersebut bukan dikunci, melainkan sebelumnya tidak ada orang yang berani membuka ruangan itu. Dan memang belum waktunya ruangan itu dapat dibuka.
Para tetangga sekitar pun sebenarnya sudah curiga, dan mempercayainya sebagai mitos bahwa bidan di tempat itu adalah orang jahat, karena orang yang meninggal saat melahirkan di klinik itu tak sedikit jumlahnya.
Karena bidan keji itu memang sengaja menggagalkan proses lahiran para pasiennya untuk dijadikan tumbal. Dan praktek penumbalan yang dilakukan oleh bidan sebelumnya ini sudah sejak lama.
Menurut Farida, dugaan kuatnya bidan pertama dan kedua pelaku pesugihan itu, memiliki garis keturunan. Sehingga asumsinya bidan yang kedua ini meneruskan apa yang sudah dilakukan oleh bidan yang pertama.
Dari informasi para tetangga, yang Andreas tahu bidan kedua tersebut hanya dicabut izin prakteknya. Dan di tempat lain bidan ini memiliki rumah, dan merupakan orang kaya.
Sosok bidan pertama merupakan yang paling dominan jahatnya, ciri-cirinya rambutnya dicepol, memakai kemeja putih, dan celana kain panjang. Bidan jahat ini menerima aborsi untuk pesugihan, dan kerap melakukan ritual-ritual.
Dan sosok bidan yang kedua, yang diduga sebagai penerus, tak kalah jahat dengan yang pertama. Mereka memiliki aura yang tidak baik, dan kerap mencari tumbal untuk ritual pesugihan.
Farida melihat, bidan pertama ini melakukan pesugihan demi mendapatkan uang dan kekayaan. Sehingga, untuk mempertahankannya ia terus mencari tumbal, termasuk juga pelaku yang menyimpan sejumlah makhluk gaib di ruangan yang terkunci itu.
Di samping itu, dua orang rekan senior Andreas yang memiliki pekerjaan sampingan sebagai dukun, sebenarnya mereka merupakan orang yang memanfaatkan makhluk-makhluk gaib yang ada disitu, untuk kepentingannya menjadi dukun.
Karena mereka pun sebenarnya masih kerap melakukan ritual di tempat itu. Kedua dukun tersebut disinyalir sebagai penjaga ruangan kosong itu, termasuk mengelola dan menggunakan makhluk-makhluk yang ada di dalamnya.
Perbuatan bidan pelaku pesugihan dalam mencari tumbal, dengan melakukan praktek aborsi dan membuat banyak ibu hamil meninggal dunia saat lahiran, sangat dipahami oleh kedua dukun yang merupakan senior Andreas di kantor.
Mereka berdua diduga memiliki garis keturunan dengan kedua bidan keji itu. Namun, mereka berpura-pura tidak tahu apa-apa.***