Kisah Perjanjian Sabdo Palon Dengan Syekh Subakir Yang Melegenda

1 Agustus 2022, 16:32 WIB
Ilustrasi Sabdo Palon Noyo Genggong, sosok penguasa Danyang di Tanah Jawa. /Tangkap layar YouTube/Berbagi Tahu


Cianjurpedia.com – Sabdo Palon dikenal sebagai tokoh legendaris dari tanah Jawa. Menjadi mitos bagi masyarakat Jawa karena ada beragam versi tentangnya.

Diceritakan pada masa dahulu, pulau Jawa terkenal angker dan dikuasai roh halus Ki Semar Badrayana alias Sabdo Palon.

Sampai kemudian datang Syekh Subakir yang diutus oleh sultan Turki Sultan Muhammad I untuk syiar agama Islam di tanah Jawa.

Sesampainya ditanah Jawa Syekh Subakir langsung menuju ke Gunung Tidar yang diyakini sebagai titik pusat dari tanah Jawa.

Baca Juga: Sejarah Stasiun dan Terowongan Lampegan Cianjur, Enak loh Buat Ngadem Sambil Menikmati Suasana Pedesaan

Di puncak Gunung Tidar ini, Syekh Subakir memasang Tumbal berupa batu hitam yang dirajah.

Dari sinilah Syekh Subakir dikenal sebagai orang yang berhasil menumbali pulau Jawa, yang terkenal angker pada dahulu kala.

Namun kedatangan Syekh Subakir dalam melakukan syiar agama Islam di Pulau Jawa itu mendapat rintangan dari Ki Semar Badrayana sebagai roh halus penguasa tanah Jawa.

Hingga keduanya terlibat dalam pertempuran. Namun karena sama-sama kuat Syekh Subakir dan Ki Semar Badrayana membuat perjanjian.

Berikut empat perjanjian Sabdo Palon, antara Syekh Subakir dan Ki Semar Badrayana :

1. Penyebaran ajaran Islam tidak boleh dengan cara paksaan apalagi dengan jalan perang.
2. Akulturasi antara Islam dengan budaya Jawa dalam pendirian tempat peribadatan. Meskipun tempat peribadatab tersebut dari luar memiliki gaya asli Jawa, namun didalamnya ajaran-ajaran Islam disebarluaskan.
3. Ajaran Islam diperbolehkan berdiri di tanah Jawa. Tapi raja pertama haruslah anak campuran. Maksudnya orang tiua sang raja memiliki campuran agama jika bapak Hindu, ibu Islam, begitu juga sebaliknya.

Baca Juga: Morris, Otomotif Asal Inggris Pernah Buka Dealer di Gedung Pikiran Rakyat

4. Jangan jadikan orang Jawa menjadi orang Arab. Biarkan mereka tetap menjadi orang Jawa.

Jika syarat tersebut diingkari di masa depan, Sabdo Palon mengancam akan membuat goro-goro di masa yang akan datang.

Dia kemudian bersumpah akan kembali dalam waktu 500 tahun saat korupsi merajalela, dan bencana melanda.

Dia juga bersumpah menyapu agama Islam dari Jawa dan akan mengembalikan kejayaan Majapahit serta kebudayaan Jawa.

Pada tahun 1978, Gunung Semeru meletus dan membuat sebagian orang percaya atas ramalan Sabdo Palon tersebut.

Ahli antropolog Paul Stange dalam penelitiannya di tahun 1988 menyebutkan Sabdo Palon adalah Inkarnasi dari Semar yang dikenal sebagai leluhur orang Jawa.

Seringkali Sabdo Palon dikaitkan dengan satu tokoh lain, Naya genggong sesama penasehat Brawijaya V. Sebenarnya tidak jelas apakah kedua tokoh ini orang yang sama atau berbeda.

Ada yang berpendapat bahwa keduanya merupakan penggambaran dua pribadi yang berbeda pada satu tokoh.

Untuk diketahui Sabdo Palon dan Naya genggong bukanlah nama asli, tetapi merupakan gelar yang diberikan sesuai dengan karakter tugas yang diemban***

Editor: Sutrisno

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler