Menurut teman-teman Gibran, ketika pukul 03.00 WIB saat akan naik ke puncak, mereka sudah berusaha membangunkan Gibran.
Namun Gibran enggan untuk bangun, dan malah meminta teman-temannya untuk jalan duluan saja, sehingga akhirnya mereka pun meninggalkan Gibran sendirian di tenda.
Lain halnya dengan pengakuan Gibran. Justru, ia sama sekali tidak ingat saat dirinya dibangunkan oleh teman-temannya yang berkata seperti itu.
Seingat Gibran, dia sedang tertidur di dalam tenda, namun ketika bangun, dirinya malah berada di pinggir sungai, yang dikenal dengan nama Curug Cikoneng.
Di sana, ia melihat suatu perkampungan yang ramai penduduk di pinggir sungai tersebut. Namun penduduk yang dimaksud bukan seperti manusia pada umumnya, melainkan berbagai macam makhluk yang bentuknya berbeda-beda.
Di tempat itu, Gibran melihat berbagai makhluk gaib, seperti kuntilanak, pocong, tuyul, siluman, kuyang dan lain sebagainya.
Disinilah Gibran menyadari bahwa dirinya sedang berada di dimensi lain, bukan lagi di dunianya. Namun saat itu pikiran Gibran kosong, tidak tahu harus bagaimana.
Gibran sempat mencari jalan pulang, akan tetapi ia selalu kembali lagi ke tempat itu. Akhirnya Gibran pun pasrah, dan hanya diam menunggu pertolongan.
Ketika di tempat itu, yang Gibran ingat hanya berada di sana selama satu hari, dan diberi makan sebanyak empat kali oleh seorang perempuan tua secara bergantian.