Omicron Dikhawatirkan Jadi Varian Dominan di Korea Selatan, Menginfeksi yang Sudah Mendapat Vaksin Booster

- 22 Desember 2021, 15:56 WIB
Ilustrasi virus Covid 19 varian Omicron
Ilustrasi virus Covid 19 varian Omicron /Riffa Anggadhitya/freepik.com

Cianjurpedia.com - Virus Corona varian Omicron kemungkinan akan menggantikan varian Delta dan menjadi varian dominan di Korea Selatan. Informasi tersebut disampaikan pejabat kesehatan setempat pada hari Selasa 21 Desember 2021.

Otoritas kesehatan di Korea Selatan sangat waspada, karena terjadi lonjakan kasus varian Omicron pada hari Senin, 20 Desember 2021. Setelah identifikasi kasus pertama di negara ginseng itu pada tanggal 1 Desember 2021. 

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan terdapat 49 kasus varian Omicron baru, sehingga total kasus menjadi 227.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Varian Omicron di Indonesia, Ini Langkah yang Dilakukan Pemerintah

KDCA mendeteksi kasus varian Omicron di cluster taman kanak-kanak di Iksan, Provinsi Jeolla Utara, sebanyak dua puluh kasus. Selanjutnya di fasilitas negara yang terdapat di Gwangju sebanyak sembilan kasus.

Menurut KDCA, penyebaran varian Omicron kira-kira tiga kali lebih cepat daripada varian Delta.

Hanya butuh 20 hari untuk varian Omicron menyebar di antara 227 orang. Sebaliknya, butuh 60 hari bagi varian Delta mencapai angka yang sama setelah kasus pertama dilaporkan pada 22 April.

Selain itu, varian Omicron menyebabkan infeksi pada orang yang telah menerima suntikan booster. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa tiga dosis vaksin COVID-19 mungkin tidak cukup memberikan perlindungan terhadap varian baru.

Baca Juga: Sudah Masuk Indonesia, Berikut Karakteristik Virus Corona Varian Omicron yang Perlu Anda Ketahui

Hingga Selasa, 21 Desember 2021, sebanyak lima orang telah dites positif terkena virus, meskipun masing-masing telah menerima suntikan booster. 

Di antara mereka, tiga orang telah menerima vaksin Johnson & Johnson sebagai vaksinasi utama mereka. Satu orang telah diberikan satu dosis vaksin AstraZeneca dan suntikan booster Pfizer, sedangkan sisanya telah menerima tiga dosis vaksin Pfizer.

Berdasarkan data di atas, otoritas kesehatan masyarakat Korea Selatan percaya bahwa saat ini varian Omicron mungkin menjadi varian yang paling menular. 

Varian Omicron dapat menjadi varian dominan dalam satu atau dua bulan ke depan, menggantikan varian Delta.

Baca Juga: Menkes Konfirmasi Kasus Omicron Pertama di Indonesia, Seorang Petugas Kebersihan di Wisma Atlet

"Ketika Omicron pertama kali teridentifikasi di dunia pada bulan November, penelitian di luar negeri memperkirakan bahwa varian ini akan menjadi varian dominan di negara-negara besar dalam dua hingga tiga bulan, dan kami percaya Korea tidak akan menjadi pengecualian," Lee Sang-won, seorang pejabat senior di KDCA, kata saat briefing pada hari Senin 20 Desember 2021.

Varian Omicron telah mengambil alih sebagai varian dominan di beberapa negara, termasuk Afrika Selatan, tempat pertama kali dilaporkan, Inggris dan Amerika Serikat.

Di AS, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyaki (CDC), varian tersebut menyumbang 73 persen infeksi pada minggu lalu.

Beberapa ahli luar negeri optimis mengenai situasi saat ini, mengingat sebagian besar pasien yang terinfeksi varian tersebut menunjukkan gejala ringan. 

Baca Juga: Berikut Tips Liburan Natal dan Tahun Baru Biar Aman dan Menyenangkan di Tengah Kemunculan Varian Omicron

Dalam skenario optimis, begitu varian Omicron mengambil alih, maka virus corona dapat diperlakukan seperti flu musiman, kata mereka.

Tetapi para ahli dan pejabat lokal memperingatkan agar tidak membuat kesimpulan prematur, mengingat masih belum ada cukup data dunia yang real.

"Saat ini, kami membutuhkan lebih banyak data tentang tingkat keparahan varian. Berisiko untuk tetap optimis bahwa gejala yang ditimbulkan ringan," kata Lee di KDCA.

Baca Juga: Kabar Duka, Taufik Ramsyah Meninggal Dunia Dalam Menjalankan Tugasnya Mengawal Gawang Tornado FC di Liga 3

Jacob Lee, seorang spesialis penyakit menular di Hallym University Sacred Hospital, menulis di Facebook, "Meskipun varian Omicron mungkin kurang ganas, versi virus yang sangat menular akan menyebabkan peningkatan kasus di antara orang yang tidak divaksinasi, yang menyebabkan lonjakan pasien yang sakit menjadi kritis."

Sementara itu, terdapat penambahan kasus baru harian sebanyak 5.202 orang pada hari Senin 20 Desember 2021 di Korea. 

Sedangkan jumlah pasien dalam kondisi kritis adalah sebanyak 1.022 orang. Pasien dengan kondisi ini telah melewati angka 1.000 setelah mencetak rekor tertinggi pada hari Sabtu, 18 Desember 2021, yaitu sebanyak 1.025 orang.***

Editor: Hanif Hafsari Chaeza

Sumber: Korea Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah