Dewan Keamanan PBB akan Adakan Pertemuan Tertutup Untuk Bahas Gaza Hari Ini

- 6 November 2023, 09:30 WIB
Ilustrasi. Pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai situasi Timur Tengah, termasuk permasalahan Palestina, di Markas Besar PBB, New York. (ANTARA/Xinhua/HO-PBB)
Ilustrasi. Pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai situasi Timur Tengah, termasuk permasalahan Palestina, di Markas Besar PBB, New York. (ANTARA/Xinhua/HO-PBB) /

 

Cianjurpedia.com - Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan tertutup mengenai kekerasan di Israel dan Gaza pada hari ini, Senin, 6 November 2023. Pertemuan tersebut diminta oleh Uni Emirat Arab dan China.

Menurut situs berita Security Council Report (SCR), anggota Dewan dapat mempertimbangkan resolusi baru mengenai Israel dan Gaza yang diajukan oleh 10 anggota Dewan Keamanan PBB terpilih pada pertemuan tersebut.

Empat resolusi yang menyerukan gencatan senjata atau jeda kemanusiaan telah diveto oleh anggota tetap Dewan Keamanan PBB, dan sekarang sudah lebih dari 10 hari sejak dua resolusi terakhir gagal disahkan pada tanggal 25 Oktober 2023, lalu.

Baca Juga: Pengeboman Terus Dilakukan Israel, Rumah Sakit di Gaza Jadi Incarannya di Tengah Pemadaman Listrik

Gencatan senjata

Melansir dari Al Jazeera hari ini, Senin 6 November 2023, hal ini pada dasarnya berarti bahwa pertikaian akan berhenti. Gencatan senjata harus mendapat persetujuan semua pihak dan biasanya melibatkan proses politik formal dengan komitmen untuk meredakan konflik, seperti penarikan senjata atau penempatan kembali pasukan. 

Gencatan senjata ini cenderung mencakup seluruh wilayah geografis di mana perang sedang dilancarkan. Hal tersebut mungkin mengarah pada penyelesaian permanen.

Namun, gencatan senjata adalah opsi jangka panjang yang ditolak oleh AS, Inggris, dan negara-negara lain, yang mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri – dengan melanjutkan perang di Gaza. Sebaliknya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres secara terbuka menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera.

Samir Puri, dosen tamu studi perang di King's College London, berpendapat bahwa gencatan senjata “Tidak dapat dibayangkan dalam kondisi saat ini, mengingat “perjanjian yang mengikat dengan para penandatangan dan kewajiban deeskalasi terkait” akan diperlukan” untuk bernegosiasi terlebih dahulu,” katanya.

Halaman:

Editor: Mayang Ayu Lestari

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x