Network
Selama masa perjuangan kemerdekaan (1946 - 1949), Sulianti Saroso bekerja mengusahakan obat-obatan dan makanan di kantong-kantong gerilya seperti daerah Tambun Gresik, Demak dan Yogyakarta. Ia pun sempat ditawan oleh tentara Belanda selama dua bulan di Yogyakarta.
Sulianti Saroso juga aktif di Organisasi Pemuda Putri Indonesia (PPI). Ia merupakan anggota Dewan Pimpinan KOWANI dan badan Kongres Pemuda Republik Indonesia. Bersama teman-temannya, ia pun membentuk Laskar Wanita yang diberi nama WAPP (Wanita Pembantu Perjuangan).
Sulianti Saroso menerima beasiswa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mempelajari sistem kesehatan ibu dan anak di seluruh Eropa. Ketika kembali ke Indonesia tahun 1952, ia membawa edukasi mengenai keluarga berencana (KB) di tanah air.
Tak lama setelah kembali, ia bergabung dengan Kementerian Kesehatan untuk memimpin program yang meningkatkan akses kesehatan bagi perempuan, anak-anak, dan penduduk desa.
Setelah karier yang panjang dan sukses di bidang kesehatan masyarakat, Sulianti Saroso mulai mengajar di Universitas Airlangga pada tahun 1969, dan turut melatih generasi dokter serta para petugas kesehatan.
Ia kemudian menjadi presiden perempuan kedua di Majelis Kesehatan Dunia dan bertugas di beberapa organisasi terkemuka, seperti Komite Pakar Kesehatan Ibu dan Anak Organisasi Kesehatan Dunia, Komisi Pengembangan Masyarakat PBB di Negara-negara Afrika, dan Komisi Nasional Perempuan Indonesia.
Selamat ulang tahun ke-106, Julie Sulianti Saroso. Komitmennya yang tak tergoyahkan terhadap pemerataan layanan kesehatan, telah memberi perubahan pada arah kedokteran di Indonesia.
Salah satu dedikasi dan peninggalannya yang begitu berharga bagi banyak orang, yaitu Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso di Jakarta.
Terima kasih Sulianti Saroso telah membuat semua orang mendapatkan pelayanan kesehatan yang adil dan berkualitas. Selamat ulang tahun, Sulianti Saroso!***
