Gedung De Vries, Toko Serba Ada Pertama di Bandung

8 Oktober 2020, 18:05 WIB
Gedung De Vries /CIANJURPEDIA/Eno

Cianjurpedia (CP), Gedung yang terletak di Jalan Asia Afrika Bandung ini berada di seberang Gedung Merdeka dan Museum Konferensi Asia Afrika. Dahulu gedung ini merupakan toko serba ada milik Andreas de Vries warga Belanda, yang datang ke Bandung pada 1899, dan tercatat sebagai penduduk Eropa ke 1.500 di Kota Bandung.

Awalnya, ia membuka toko kelontong kecil di tepi Jalan Raya Post (Grote Postweg), tepatnya di sebelah utara Alun-Alun (sekarang Gedung BRI). Kemudian ia menyewa bangunan di sebelah barat Hotel Homann.Toko De Vries yang merupakan toko serba ada pertama di Kota Bandung.

Sebelum menjadi Toko De Vries, di lahan ini berdiri rumah Belanda, bergaya arsitektur Indis, dengan beberapa pilar di muka gedung. Pada 1879, gedung ini digunakan oleh Societeit Concordia, yang merupakan nama perkumpulan Preangerplanter (pengusaha perkebunan di Priangan), dan kaum elit Kota Bandung.

Baca Juga: Sejarah Gemerlap Kota Bandung

Pada tahun 1895, Societeit Concordia pindah ke gedung di seberang jalan (sekarang Gedung Merdeka), dan gedung lama diubah menjadi Toko De Vries. Toko serba ada ini menyediakan berbagai barang kebutuhan, seperti makanan, kain, sepatu, dan obat-obatan.

Beberapa di antaranya ditulis pada kusen, seperti “Sigaren” (cerutu), “Kunst boek en Papierhandel” (toko kesenian, buku, dan kertas). “Landbouwbenodigdheden” (keperluan pertanian), “Venduhouders” (balai lelang), “Dranken Provisien” (minuman beralkohol),  “porcelein glass” (barang pecah belah), “meubelen” (mebel). 

De Vries tak hanya merupakan toko serba ada, tetapi sejenis mall pertama di Kota Bandung. Area berjualan di Toko De Vries pernah disewa oleh toko pakaian, toko daging, dan toko mobil. Sosialita Kota Bandung saat itu banyak yang menjadi langganan Toko De Vries.

Baca Juga: Perobekan Bendera Belanda di Gedung Denis

Gedung De Vries pernah mengalami pemugaran pada 1909 dan 1920. Urusan rancangan gedung diserahkan kepada biro arsitek Edward Cuypers Hulswit. Di sebelah timur, dibangun sebuah menara yang masih ada hingga saat ini. Memasuki dasawarsa pertama abad ke-20, dengan kemunculan toko-toko baru di Jalan Braga mengakibatkan kejayaan De Vries ini murut memudar.

Setelah kemerdekaan, bangunan bekas Toko De Vries sempat ditempati oleh Studio Foto Goodland, lalu Restoran Pepping, dan Restoran Padang. Kemudian pada era 1990-an tidak difungsikan, dan berada dalam keadaan tidak terurus.

Pada 2005, gedung ini beralih kepemilikan pada OCBC NISP. Hingga 2008, Gedung De Vries masih tampak telantar. Baru pada 2010, OCBC NISP mendapat “lampu hijau” dari pemerintah untuk merenovasi tanpa mengubah bentuk asli bangunan cagar budaya tersebut.

Baca Juga: Sejarah Morris di Gedung Pikiran Rakyat

Pada 29 April 2011, Gedung De Vries diresmikan sebagai kantor OCBC NISP Tbk. Tak semua ruangan difungsikan sebagai area operasional bank. Bagian lantai dasar Gedung De Vries dijadikan museum kecil yang berisi barang antik, seperti alat-alat perbankan yang digunakan pada zaman dahulu.***(Eno/Cianjurpedia)

 

Editor: Sutrisno

Tags

Terkini

Terpopuler