Manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Bagi Ibu dan Bayi    

8 November 2020, 14:15 WIB
Manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Bagi Ibu dan Bayi /Pixabay

Cianjurpedia.com - Inisiasi Menyusui Dini (IMD) merupakan langkah awal yang baik untuk dilakukan ibu baru melahirkan. Caranya adalah dengan meletakkan bayi baru lahir ke dada atau perut ibu selama minimal 60 menit. Secara alami, sang bayi dapat mencari sendiri sumber air susu ibu (ASI) dan mulai menyusu.

Dilansir dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), umumnya pada 30-45 menit pertama, bayi hanya akan diam di dada ibu, yaitu untuk menenangkan dirinya setelah proses kelahiran. Selanjutnya, bayi akan bergerak mendekati puting ibu untuk kemudian memulai proses menyusu.

Sayang, masih sedikit orang atau tenaga kesehatan yang memahami pentingnya prosedur ini untuk bayi. Padahal, WHO dan UNICEF amat merekomendasikan kontak skin to skin dan IMD pada bayi yang baru lahir karena dinilai memiliki banyak manfaat bagi ibu dan bayi.

Baca Juga: Gisel Masih Ramai, Kini Video Mesum Mirip Jessica Iskandar Hebohkan Nitizen

Berikut adalah beragam manfaat IMD bagi ibu dan bayi:

1. Meningkatkan Keberhasilan Hidup Bayi Baru Lahir.

IMD dipercaya mampu meningkatkan keberhasilan hidup bayi baru lahir. Karena saat proses skin to skin, sentuhan kulit ibu dan anak mampu meregulasi suhu tubuh bayi menjadi lebih hangat, serta mengatur nafas dan detak jantung bayi menjadi lebih baik.

2. Mengurangi Rasa Cemas dan Panik Pada Bayi Saat Kelahiran.

Baca Juga: Kamala Harris, Wanita Kulit Hitam Keturunan Asia Pertama yang Menjadi Wakil Presiden AS

Setelah sembilan bulan bayi merasa nyaman dalam perut sang ibu, tentunya bayi akan merasa asing setelah dilahirkan. Si kecil butuh waktu untuk beradaptasi dengan sekelilingnya.

Beberapa penelitian menyatakan, bahwa bayi yang melalui proses IMD akan lebih mudah dalam beradaptasi karena ada kontak antar kulit ibu dan bayi sehingga membuatnya merasa tenang dan nyaman. Sementara bayi yang langsung dipisahkan dengan ibunya setelah proses kelahiran, akan membuat sang bayi kesulitan dalam beradaptasi. Hal ini menyebabkan bayi menjadi lebih sering menangis karena stres, cemas dan panik akibat merasa asing dengan lingkungannya yang baru.

Baca Juga: Inilah 5 Wanita yang Pernah Dikabarkan Dekat Dengan Sule

3. Mempererat Hubungan Ibu dan Bayi.

Proses IMD akan merangsang hormon ibu sehingga bayi bisa merasa lebih tenang dan membuat ibu lebih nyaman. Lewat skin to skin saat IMD inilah awal ikatan antara ibu dan bayi terbentuk.

IMD menjadi momen intim bagi ibu dan anak. Berkat pengaruh hormon endorfin dan oksitosin juga ibu akan merasa ingin segera memberikan kasih sayang pada bayi.

4. Meningkatkan Fungsi Imun Bayi.

Seperti yang diketahui, ASI berperan penting sebagai sumber makanan utama bayi karena dapat membantu memperkuat sistem imun atau kekebalan bayi yang baru saja lahir sehingga bisa terlindung dari berbagai penyakit. Dengan melakukan IMD, diharapkan bayi bisa mendapatkan ASI, terutama kolostrum yang hanya ada di awal-awal keluarnya ASI.

Baca Juga: Zaskia Gotik Melahirkan Anak Pertama Secara Prematur

Kolostrum mengandung banyak kebaikan untuk bayi, yakni meningkatkan kekebalan tubuh bayi baru lahir karena tinggi protein serta membantu pematangan dinding saluran cerna bayi karena mengandung immunoglobulin A.

5. Mendukung Keberhasilan ASI Eksklusif.

Banyak ibu baru melahirkan yang takut tidak bisa memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Kabar baiknya, jika ibu melakukan proses IMD setelah melahirkan, kemungkinan untuk memberikan ASI eksklusif sangatlah besar. Dikarenakan proses IMD bisa meningkatkan rasa percaya diri ibu untuk mulai menyusui. Bayi yang dibiarkan mencari puting susu ibu ini memiliki insting untuk bertahan hidup dengan cara menghisapnya. Hisapan langsung dari bayi inilah yang bisa meningkatkan produksi asi, karena konsep supply and demand terpenuhi.

Pemberian ASI eksklusif dianjurkan hingga bayi berusia 6 bulan, namun boleh dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun.

Walaupun pada kenyataannya, proses IMD tidaklah mudah diterapkan. Dibutuhkan kepercayaan dari sang ibu dan didukung oleh semua pihak di sekitarnya, mulai dari pasangan, keluarga serta tenaga medis yang membantu proses persalinan. Dalam penerapannya pun harus senantiasa dalam pengawasan tenaga medis dan melihat keselamatan ibu dan bayi.***

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Sutrisno

Tags

Terkini

Terpopuler