Network
Cianjurpedia.com - Pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, banyak orang melakukan aktivitasnya di rumah. Kondisi ini tentu banyak dimanfaatkan seseorang untuk rebahan.
Meski terkesan nyaman, namun hal tersebut sebenarnya tidak baik buat kesehatan. Ada beberapa dampak buruk jika terlalu sering rebahan dan jarang bergerak. Seperti dirangkum dari berbagai sumber, ini bahaya banyak rebahan.
1. Meningkatkan risiko obesitas, menurut Penelitian Canadian Sleep Journal, kita yang tidur lebih dari sembilan jam besar kemungkinannya untuk menambah berat badan secara signifikan. Begitu juga jika terlalu sering rebahan, bisa mengalami pertambahan berat badan yang signifikan. Selain itu, terlalu lama rebahan juga berpotensi meningkatkan kadar gula dan risiko diabetes menjadi semakin besar.
Baca Juga: WHO Tegaskan Virus Corona Jenis Baru Tidak Mematikan
2. Berpotensi tingkatkan risiko stroke dan serangan jantung, jarang melakukan aktivitas akan meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aerobics Research Center di Amerika Serikat menunjukkan aktivitas fisik mampu mengurangi resiko stroke pada pria hingga 60 persen. Penelitian lain oleh Nurse's Health Study menyebutkan bahwa perempuan yang cukup bergerak atau beraktivitas fisik memiliki peluang terhindar dari stroke dan serangan jantung sebesar 50 persen.
Baca Juga: Resmi Diganti, Wishnutama Unggah Foto Bersama Sandiaga Uno dan Rapat Terakhirnya Sebagai Menteri
3. Persendian kaku dan nyeri punggung, terlalu lama rebahan akan membuat persendian menjadi kaku dan mengakibatkan nyeri punggung bagian bawah. Hal ini bisa terjadi karena pada saat rebahan dalam waktu yang lama, persendian pada tubuh menjadi kurang terlatih sehingga kehilangan kekuatan dan fleksibilitas otot.
Baca Juga: Sembuh dari Corona, Sandiaga Uno Menutup Akhir Tahun dengan Menjadi Menteri Pariwisata
4. Rentan alami depresi, Terlalu lama rebahan dan tidak melakukan aktivitas diluar akan membuat seseorang rentan mengalami gangguan kecemasan hingga bisa menyebabkan depresi. Semakin lama melakukan gaya hidup pasif, maka stres dan kecemasan dalam diri meningkat.***
