Di samping itu, kondisi medis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, dan kolesterol tinggi juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami stroke.
Umumnya, gejala stroke muncul tiba-tiba. Gejalanya meliputi mati rasa atau kelemahan pada wajah atau anggota badan (biasanya pada satu sisi tubuh), kesulitan berbicara, kebingungan, pusing, kesulitan berjalan, dan perubahan penglihatan.
Melihat laporan dari AHA, gejala stroke atipikal meliputi defisit sensorik parsial yang meliputi tidak dapat sepenuhnya merasakan sentuhan, nyeri, atau suhu.
Termasuk vertigo dan penglihatan ganda juga merupakan bagian dari gejala-gejala yang disebutkan.
Menurut AHA, penelitian lebih lanjut terkait stroke dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti ras, etnis, usia, dan jenis stroke sangat diperlukan untuk sepenuhnya memahami seperti apa gejala stroke dalam demografi yang berbeda.
Dalam laporannya, AHA juga memaparkan tinjauan penelitian tahun 2021, di mana wanita lebih mungkin dibandingkan pria untuk mendapatkan gejala nonfokal, yang tidak terkait dengan area otak tertentu.
Gejala-gejala tersebut termasuk sakit kepala, perubahan kondisi mental, koma, dan pingsan, yaitu ketika seseorang tidak responsif, akan tetapi rangsangan fisik yang kuat membangkitkan mereka.***