Melansir dari ANTARA pada Jumat, 17 Februari 2023, Dokter Spesialis Neurologi RSUD Sawah Besar, dr. Andre Sp.N menyatakan, hingga saat ini belum ada obat yang dapat menghentikan FTD.
FTD dapat ditangani secara tepat melalui terapi non-obat (non farmakologis) seperti terapi fisik, dukungan sosial, terapi okupasi, terapi wicara, terapi perilaku kognitif dan layanan rehabilitasi. Terapi tersebut melibatkan multidisiplin, baik dari dokter neurologi, dokter psikiatri, dokter rehabilitasi medis, dan terapis wicara.
Sedangkan untuk mengurangi dan mengatasi gangguan yang timbul seperti rasa gelisah atau tindakan agresif berlebihan, diutamakan menggunakan terapi obat (farmakologi) seperti obat antidepresan dan antipsikotik.
Ada beberapa cara yang disarankan untuk mencegah FTD. Salah satunya yaitu rutin melakukan aktivitas fisik minimal 150 menit per minggu, seperti berjalan cepat, bersepeda, dan menari. Latihan kekuatan (strengthening exercises) pun dapat dilakukan setidaknya 2 kali seminggu, seperti yoga dan berkebun.
Andre juga menyarankan untuk melakukan diet seimbang dan memperbaiki pola hidup seperti kebiasaan merokok atau minum alkohol.
"Makan-makanan sehat dengan diet seimbang, kurangi meminum alkohol, tidak merokok dan tidak lupa mulai dibiasakan brain check up untuk pemeriksaan fungsi otak secara dini," ujar Andre.
Hal-hal sederhana yang merangsang stimulasi pun sebaiknya dilakukan untuk mencegah FTD, contohnya bermain puzzle, atau terlibat dalam percakapan sehari-hari dengan orang di sekitar.
"Direkomendasikan melakukan aktivitas yang menstimulasi seperti puzzle, belajar bahasa baru atau instrumen musik, dan terlibat dalam percakapan sebanyak 30 menit atau lebih dalam sehari," kata Andre melanjutkan.