Bisa Menjadi Pandemi Baru, Apa itu Virus Nipah ? Bagaimana Gejalanya dan Pencegahannya ?

- 28 Januari 2021, 07:57 WIB
Ilustrasi. Kelelawar pemakan buah menjadi inang penyebaran virus Nipah, dari hewan ternak babi di Semenanjung Malayasia.
Ilustrasi. Kelelawar pemakan buah menjadi inang penyebaran virus Nipah, dari hewan ternak babi di Semenanjung Malayasia. /Pixabay.com/ @sweetaholic/

Cianjurpedia.com - Kementerian Kesehatan RI meminta seluruh pihak dan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi ancaman virus nipah yang belakangan ini menjadi kekhawatiran para ahli kesehatan dunia.

Virus yang berasal dari nama sebuah kampung di Malaysia, Sungai Nipah, memiliki tingkat kematian 75 persen dan sampai saat ini belum ditemukan vaksinnya.

Virus Nipah menyebar pertama kali di Malaysia pada 1999. Diduga hampir 300 orang tertular virus itu dari kawanan babi yang terinfeksi. Babi itu diduga sakit karena terjangkit virus Nipah, setelah menyantap sisa buah yang dimakan oleh kelelawar pemakan buah dari keluarga Pteropodidae terutama spesies yang termasuk dalam genus Pteropus yang membawa virus itu.

Baca Juga: WHO Anjurkan Penggunaan Oximeter dan Obat Anti-Koagulan untuk Perawatan Pasien Covid-19

Virus Nipah (NiV) merupakan virus zoonosis yang bisa menular dari hewan seperti kelelawar dan babi ke manusia.

Dikutip dari laman Litbang Kementerian Pertanian, penyakit ini pertama kali muncul di Malaysia pada tahun 1998, menyebabkan wabah respirasi pada babi, yang kemudian menyerang manusia.

Selain di Malaysia, di beberapa Negara lainnya di Asia, telah terdeteksi adanya antibodi dan virus Nipah pada Pteropus sp. Hal ini terlihat dari ditemukannya virus Nipah dari urine dan saliva kelelawar Pteropus tersebut. Seperti di Bangladesh dan India, yang menyebabkan kematian pada manusia. 

Baca Juga: Kim Seon Ho Donasi Rp 1,27 Miliar untuk Anak-Anak Pengidap Leukimia

Dikutip dari laman WHO, periode inkubasi virus Nipah mencapai 4 hingga 14 hari bahkan pernah dilaporkan mencapai 45 hari. 

Cara penularan virus Nipah kepada manusia yakni melalui makanan yang terkontaminasi maupun kontak dengan kelelawar maupun babi tanpa menggunakan pelindung. 

Berdasarkan laporan di Bangladesh dan India, cara penularan virus Nipah yakni melalui konsumsi buah maupun produk olahan buah yang terkontaminasi dengan urin maupun air liur kelelawar yang terinfeksi. 

Berikut gejala terinfeksi  virus nipah,  dikutip dari situs Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

Baca Juga: Daftar Tujuh Area Rawan Korupsi di Pemerintah Daerah versi KPK

Gejala ringan:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Batuk
  • Sakit tenggorokan
  • Sulit bernapas
  • Muntah

Gejala parah:

  • Disorientasi, mengantuk, atau kebingungan
  • Kejang
  • Koma
  • Pembengkakan otak (ensefalitis)
  • Kematian


Mencuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air merupakan salah satu pencegahan penularan virus nipah. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari penularan seperti yang dikutip dari laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

  • Hindari kontak dengan kelelawar atau babi yang sakit
  • Hindari area tempat kelelawar biasanya bertengger
  • Hindari konsumsi nira kurma mentah
  • Hindari konsumsi buah-buahan yang mungkin terkontaminasi oleh kelelawar
  • Hindari kontak dengan cairan tubuh siapa pun yang diketahui terinfeksi NiV (virus Nipah)
  • Sarung tangan dan pakaian pelindung lainnya harus dipakai saat menangani hewan yang sakit.***

Editor: Sutrisno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x