Badan POM Terbitkan Izin Penggunaan Darurat Lima Jenis Vaksin COVID-19 untuk Booster

- 10 Januari 2022, 15:15 WIB
Ilustrasi Vaksin ke tiga (Booster)
Ilustrasi Vaksin ke tiga (Booster) /ANTARA

Cianjurpedia.com – Pemerintah telah menyetujui penggunaan lima jenis vaksin COVID-19 yang akan digunakan dalam program vaksinasi booster.

Kelima jenis vaksin COVID-19 ini telah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI pada tanggal 10 Januari 2022.

Rencananya, kelima jenis vaksin COVID-19 ini akan mulai diberikan kepada masyarakat tanggal 12 Januari 2022 mendatang.

Baca Juga: Moderna Menjadi Salah Satu Pilihan Vaksin Booster COVID-19 yang Direkomendasikan CDC dan FDA

“Ada lima jenis vaksin yang telah mendapatkan EUA melalui proses evaluasi bersama para tim ahli penilai obat atau vaksin dan memenui syarat yang ada,” ujar  Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Penny K Lukito dalam keterangan pers di Gedung BPOM Jakarta hari Senin, sebagaimana dikutip dari Antaranews.

Kelima jenis vaksin COVID-19 yang akan digunakan untuk program vaksinasi booster tersebut di antaranya Pfizer, AstraZeneca, Moderna, CoronaVac buatan PT Bio Farma, dan Zifivax.

Penny menerangkan penggunaan vaksin Pfizer untuk vaksinasi booster diberikan minimal enam bulan setelah vaksinasi primer pada orang berusia 18 tahun ke atas. Efek yang akan dirasakan oleh orang yang mendapatkan suntikan vaksin booster ini umumnya bersifat lokal seperti nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, nyeri otot, dan demam.

Baca Juga: Vaksin Booster Covid 19 Dimulai 12 Januari 2022, Inilah Kriteria dan Syarat untuk Mendapatkannya

“(Hasil uji) Imunogenisitas menunjukkan peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 3,3 kali setelah satu bulan (pemberian vaksin),” tambah Penny.

Sementara menurut hasil uji imunogenisitas, penggunaan vaksin Astrazeneca sebagai booster atau penguat dapat meningkatkan antibodi sekitar 3,5 kali.

Kemudian, vaksin Moderna bisa digunakan untuk melengkapi pemberian dua dosis primer AstraZeneca, Pfizer, dan Johnson and Johnson. Setengah dosis vaksin ini bisa diberikan sebagai tambahan setelah vaksinasi primer.

Penny menambahkan, vaksin berplatform mRNA ini menunjukkan imunogenisitas 13 kali setelah pemberian dosis penguat untuk orang berusia 18 tahun ke atas.

Baca Juga: Omicron Dikhawatirkan Jadi Varian Dominan di Korea Selatan, Menginfeksi yang Sudah Mendapat Vaksin Booster

Sedangkan untuk tambahan satu dosis vaksin homolog CoronaVac bisa diberikan kepada orang berusia 18 tahun ke atas setelah enam bulan setelah vaksinasi primer. Efek yang dirasakan ole orang yang mendapatkan suntikan booster vaksin ini berupa nyeri dan kemerahan di tempat suntikan.

“(Hasil uji) imunogenitas menunjukkan peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 21-35 kali setelah 28 hari pemberian vaksin booster CoronaVac pada subjek dewasa,” jelas Penny.

Dan terakhir, ia menjelaskan, vaksin Zifivax dapat digunakan sebagai booster heterolog bagi vaksin jenis lain seperti vaksin buatan Sinovac atau Sinopharm dengan interval pemberian enam bulan ke atas.

Baca Juga: Memiliki Efikasi Tinggi, Pemerintah Akan Gunakan Vaksin Moderna untuk Booster Tenaga Kesehatan

Ia menambahkan vaksin Zifivax ini menunjukkan peningkatan titer antbodi netralisasi lebih dari 30 kali.

“Saat ini sudah ada 13 vaksin yang dapat EUA di Indonesia. Hasil kajian menunjukkan respon imun akan menurun di bawah 30 persen setelah enam bulan dari vaksin primer sehingga dibutuhkan booster (penguat),” tandasnya.***

Editor: Hanif Hafsari Chaeza

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah