1.Favipiravir
Favipiravir pertama kali dikembangkan oleh Toyama Chemicals Jepang. Obat ini digunakan sebagai terapi influenza dan terbukti mampu melawan infeksi virus Ebola.
Obat ini bekerja dengan mekanisme menghambat RNA-dependent RNA polymerase pada sel virus sehingga replikasi virus terganggu. mekanisme ini membuat Favipiravir menjadi obat antivirus dengan spektrum luas.
2.Remdesivir
Berikut obat pertama yang disetujui dalam pengobatan penyakit COVID-19. persetujuan tersebut berdasarkan izin penggunaan darurat yang diberikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (Food and Drug Administration/FDA) pada 1 Mei 2020.
Dengan izin itu, rumah sakit di AS dapat memberikan Remdesivir secara intravena kepada pasien yang menggunakan ventilator atau membutuhkan bantuan oksigen tambahan. Obat produksi Gilead Sciences tersebut diklaim dapat mempercepat pemulihan pasien.
Namun, Remdesivir tidak boleh diberikan kepada pasien COVID-19. Obat ini hanya ditujukan bagi pasien yang telah terkonfirmasi laboratorium, terutama untuk orang dewasa atau remaja berusia 12 tahun ke atas dengan berat badan minimal 40 kilogram.
3.Tocilizumab
Tocilizumab merupakan obat antibodi monoklonal dan anti interleukin 6. Interleukin 6 adalah protein sitokin yang mediator utama inflamasi dan respons imun meningkatkan yang menyebabkan peradangan hebat dalam tubuh yang biasa dikenal sebagai badai sitokin.