Cegah Tindakan Kekerasan Seksual Terhadap Anak Agar Tidak Mengalami Trauma

- 1 Agustus 2022, 15:08 WIB
Ilustrasi - Pelecehan anak.
Ilustrasi - Pelecehan anak. /Pixabay.com


Cianjurpedia.com – Pendapat Ratih Ibrahim psikologi klinis, terhadap kasus pelecehan seksual kepada anak akan terjadi di institusi pendidikan berbasis agama berpotensi menyebabkan sang korban mengalami trauma yang mendalam.

Berbagai faktor kasus pelecehan seksual di lembaga pendidikan juga akan menyebabkan keraguan dan menghilangkan kepercayaan masyarakat pada institusi tersebut.

“Jadi dampaknya kepada masyarakat muncul goncangan insecurity atau ketidakamanan dan kepercayaan luar biasa besar, dan pada korbannya itu rusaknya dahsyat banget”, ucap Ratih.

Harapan dia institusi pendidikan bisa melakukan seleksi tenaga pengajar secara lebih ketat, agar dapat mencegah masuknya ‘penjahat’ dalam institusi tersebut.

Baca Juga: 50+ Rekomendasi Nama Bayi Unik yang Terinspirasi dari Alam

Selain itu, sangat penting melihat kepribadiannya dan integritas sebagai seorang tenaga pendidik profesional.

“Artinya bukan hanya berbasis pada kompetensi, penampilan, performa dan sebagainya. Kita harus menelisik kepada latar belakangnya secara jeli, kemudian valuenya dia terhadap nilai hidupnya, apakah dia menghormati kesucian, menghormati kemanusiaan dan menghormati anak didiknya sebagai titipan dari Allah kepada dia”, ucap lulusan Psikologi Universitas Indonesia (UI).

Pendiri dan CEO Personal Growth juga menyatakan, kalau pelecehan seksual sudah terjadi, maka pelaku harus mendapatkan konsekuensi hukum yang tegas dan adil sesuai bukti dalam pengadilan.

Baca Juga: 50+ Rekomendasi Nama Cantik Terinspirasi dari Kristal dan Permata

“Tentu juga ada pendampingan psikologis oleh psikolog klinis dan psikiater untuk membantu si korban bisa menyembuhkan lukanya kemudian bisa menghadapi lukanya, membangun ketahanan dia, sehingga kemudian bisa berfungsi lagi”, ucap psikolog yang juga konselor pernikahan.

Ratih juga menyarankan kepada orang tua agar membentengi anak demi mencegah terjadinya tindak pelecehan seksual.
Berharap, anak dapat menjaga diri dan tidak mudah terpengaruh dari orang terdekat agar tidak terjadinya tindakan seksual .

“Di sini kan harapannya orangtua sungguh-sungguh jadi pelindung utamanya anak-anak. Makanya sangat sedih kalau pelakunya justru orang tua atau yang menjadi walinya”, ucap Ratih.***

Editor: Sutrisno

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x