Organisasi ini berunjuk rasa menolak poligami Soekarno. mereka menganggap poligami merendahkan martabat perempuan Perwari bahkan mendukung penuh keputusan Fatmawati keluar dari Istana Negara.
Pernikahan Soekarno dengan Hartinipun tak luput dari pemberitaan surat kabar terbitan ibukota yang ikut mengkritik pernikahan tersebut.
Harian Indonesia Raya dengan pemred Mochtar Lubis dan Harian Pedoman pimpinan Rosihan Anwar melancarkan kampanye anti pernikahan Soekarno dengan Hartini.
“Bung Karno marah kepada Fatmawati, jengkel Kepada Kowani, sakit hati kepada kedua pimpinan redaksi yang dianggapnya telah mencampuri urusan pribadi dan telah mengecilkan posisi presiden atau kepala negara,” tulis Rosihan Anwar.
Hartini adalah wanita yang cerdas berpengalaman dan tahu lebih luas tentang dunia ketimbang Fatmawati. Dari Hartini Soekarno memperoleh dua putra yaitu Taufan dan Bayu.
Dari sekian banyak istri hanya Hartini yang mendampingi Soekarno di masa masa keruntuhan.
Dalam memoarnya Rahmawati Putri ketiga Bung Karno dari Fatmawati mengenang Hartini dengan tekun dan setia melayani Soekarno sampai detik terakhir kehidupan Putra Sang Fajar.
Hal ini membuat Rahmawati menjadi hormat dan sayang hadap Hartini.
“Ia setia kepada Bapakku dari masa jaya hingga pada masa kejatuhan,” kenang Rahmawati dalam Bapakku Ibuku Dua Manusia Yang Kucinta Dan Kukagumi.