Lapas Sukamiskin Bandung, Tempat Presiden Soekarno Pernah Ditahan

21 Desember 2020, 12:10 WIB
LEMBAGA Pemasyarakatan Klas 1A Sukamiskin, Jalan AH Nasution, Kota Bandung.* /ARMIN ABDUL JABBAR/PR/

 

 

Cianjurpedia.com - Ada makna yang terkandung dalam sebuah kata. Saat pemerintah Indonesia mengganti kata rumah penjara menjadi lembaga pemasyarakatan, maka ada makna yang berganti pula. 

Pemasyarakatan berarti narapidana bukan hanya sekedar menjalani hukuman. Pemasyarakatan mensyaratkan adanya satu proses pemulihan hubungan antara narapidana dengan masyarakat. 

Di Indonesia pada umumnya proses ini masih belum terjadi. Isu kelayakan huni dan kurangnya kapasitas penjara mengindikasikan terhambatnya proses pemasyarakatan. Namun, di lapas Sukamiskin Bandung isu kelayakan huni ini tidak menjadi permasalahan. 

Baca Juga: Museum Geologi Bandung, Museum tentang Aspek Kebumian Satu-satunya di Indonesia

Berbeda dengan di tempat-tempat lainnya, lapas yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda ini bahkan menjadi salah satu lapas dengan pelayanan terbaik untuk para napi. 

Pada tahun 1985, lapas Sukamiskin ditetapkan menjadi lembaga pemasyarakatan kelas I. sebelumnya, pada 1964, lapas Sukamiskin bernama Lembaga Pemasyarakatan Khusus Dewasa Muda Sukamiskin Bandung.

Lapas Sukamiskin merupakan salah satu penjara yang masih berdiri di Kota Bandung dari zaman kolonial Belanda. Dibangun pada tahun 1918 dengan gaya khas Eropa hasil rancangan arsitek ternama, Prof. C.P. Wolff Schoemaker. Bangunan ini memiliki bentuk yang unik, yakni berbentuk trapesium jika dilihat dari udara.

Bangunan kokoh lapas Sukamiskin dibentengi oleh dinding yang tinggi dan kuat. Setiap harinya sejumlah petugas selalu mengamati kondisi 4 blok lapas dari menara pengawas. Tak heran jika semenjak zaman penjajahan Belanda hingga saat ini, hanya tercatat satu kali peristiwa pembobolan oleh napi. 

Namun, tak hanya memiliki sistem pengawasan yang ketat, lapas ini juga memiliki prasarana lengkap untuk penghuninya. Berbagai sarana olah raga, konveksi, peternakan, pertanian, maupun alat kesenian, dapat digunakan oleh narapidana untuk mengisi waktu dan mempersiapkan mereka kembali ke masyarakat.

Baca Juga: Kolam Renang Tirtalega, Salah Satu Kolam Renang Tempo Dulu di Kota Bandung yang Masih Bertahan

Selain karena kelengkapan prasarana tersebut, lapas Sukamiskin juga tergolong memiliki layanan terbaik karena ruang selnya. Di lapas ini masing-masing narapidana menempati ruang sel tersendiri tanpa harus berbagi dengan tahanan lainnya. 

Lapas dengan arsitektur Eropa ini dulunya memang dikhususkan untuk penjara kaum intelektual. Pemerintah Belanda yang berkuasa di Indonesia sendiri sempat menamai lapas ini “Straft Gevanangenis Intelectuelen”. 

Memiliki 552 kamar sel, lapas Sukamiskin terbagi atas empat blok, yaitu timur, barat, utara, dan selatan. Di masing-masing blok ini terdapat aula tempat narapidana berkumpul untuk mendapatkan informasi baik yang berkaitan dengan program pembinaan, kegiatan pendidikan, maupun kegiatan yang lainnya. 

Lantai atas, yang dulunya diperuntukkan untuk kaum intelektual, berukuran 3x2.5 meter, sementara lantai bawah untuk pelaku kriminal berukuran 2x1 meter.

Di antara ruang-ruang sel tersebut, satu ruang memiliki nilai historis tersendiri bagi bangsa Indonesia. Di ruang itulah Soekarno pernah menjalani hukumannya setelah divonis bersalah oleh pengadilan kolonial. 

Baca Juga: Kisah Dibalik Nama Jalan Asep Berlian Kota Bandung

Ia mendekam di kamar tahanan nomor 233 Blok Timur lantai II. Kini, sel tahanan itu bernomor TA01 sebuah singkatan dari Timur Atas 01. Saat ini kamar tersebut sengaja dibiarkan kosong untuk mengenang perjuangan Bung Karno. Meski memiliki prosedur rumit dan ketat, sifat kamar ini terbuka bagi masyarakat yang ingin melakukan wisata sejarah.***

Editor: Sutrisno

Tags

Terkini

Terpopuler