Sejarah Kabah Dari Masa Nabi Adam Hingga Rasulullah, Dulu Bentuknya Bukan Kubus

2 Februari 2022, 17:06 WIB
Sejarah Kabah dari masa ke masa, dulu bentuknya bukan kubus. /Haramain Sharifain/

Cianjurpedia.com - Kabah disebut sebagai bangunan tertua di dunia, atau tempat peribadatan pertama dalam sejarah manusia.

Sebelum dipugar atau ditinggikan oleh Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail sekira 20 abad SM, Kabah dipercaya telah dibangun Nabi Adam serta istrinya Siti Hawa.

Kabah dalam Alquran dan Hadits disebut dengan Bait al-Atiq atau rumah tua, Baitullah atau rumah Allah, Awalulbait atau rumah pertama, juga Baitulharam atau rumah suci.

Baca Juga: Mengenal Kebesaran Sejarah Islam Lewat Museum Al Quran dan Asmaul Husna di Madinah

Kabah sendiri dalam bahasa Arab berarti kubus. Namun, bentuk Kabah, awalnya tidaklah kubus seperti saat ini.

Dulu, Nabi Ibrahim dari tempat kelahirannya di Irak, diperintahkan Allah SWT untuk merantau ke tanah Arab di lembah Hijaz, yaitu Mekah. Membawa anaknya, Ismail dan istrinya, Siti Hajar.

Nabi Ibrahim sendiri pernah berpindah-pindah tempat dalam menyebarkan agama tauhid. Nabi Ibrahim tinggal di Mekah berapa lama, sebelum Nabi Ibrahim pergi lagi karena masih memiliki istri pertama, Siti Sarah.

Pada masa tuanya, Siti Sarah akhirnya melahirkan seorang anak lagi bagi Nabi Ibrahim, yang bernama Ishak, juga menjadi Nabi.

Baca Juga: Sejarah Perluasan Masjidil Haram Dari Masa ke Masa, Sekarang Kapasitasnya 4 Juta Orang

Semasa tinggal di Mekah, atas petunjuk Allah, Nabi Ibrahim serta Ismail meninggikan bangunan Kabah dengan bebatuan. Tingginya menjadi 9 hasta (4,5 meter), panjangnya dari arah timur 32 hasta (16 m), dari arah barat 31 hasta (15,5 m), dari arah selatan 20 hasta (10 m), dan dari arah utara 22 hasta (11 m).

Nabi Ibrahim juga meletakkan batu hitam atau Hajar Aswad di tempatnya sekarang.

Saat meninggikan Kabah, tempat berpijaknya Nabi Ibrahim disebut dengan Maqom Ibrahim. Sementara itu, bagian utara bangunan ada yang disebut Hijir Ismail.

Konon di bagian yang terpisah yang berbentuk melingkar itu, terdapat kandang kambing Nabi Ismail. Kabah pada masa Ibrahim, memiliki bangunan berupa persegi panjang dengan kedua ujung yang melingkar.

Kabah pada waktu itu memiliki dua pintu. Pintu pertama untuk masuk dan satu untuk keluar, sejajar dengan lantai.

Baca Juga: Inilah 5 Peristiwa Besar di Bulan Rajab, Dari Isra Miraj hingga Pembebasan Palestina

Kabah juga memiliki jendela yang berada di satu sisi. Saat ini, jendela tidak ada dan pintu ditinggikan dari lantai.

Dalam waktu yang lama, Kabah menjadi tempat ziarah, tawaf, safar atau kunjungan dari berbagai tempat dan kepercayaan. Lama, tanpa ada pemeliharaan, Kabah sempat rubuh tersambar petir dan terendam banjir.

Pada masa enam tahun menjelang kenabian Nabi Muhammad SAW, suku Quraisy yang waktu itu menjaga Kabah, sepakat untuk membangun kembali. Kaum Quraisy sempat kehabisan batu yang baik untuk membangun Kabah, lalu memotong bagian yang disebut Hijir Ismail.

Oleh karenanya, bangunan Kabah berkurang sepanjang 6 hasta (3 m lebih sedikit), bentuknya menjadi kubus. Namun, mendapat tambahan tinggi menjadi 19 hasta (9 m) dan diberikan atap. Mereka melingkari Kabah dengan tembok pendek, agar orang-orang yang bertawaf tetap berada di luar tembok pendek tersebut.

Sempat terjadi masalah setelah selesai renovasi Kabah. Hajar Aswad menjadi rebutan semua kabilah atau suku, tidak ada penentuan kabilah mana yang harus mengangkat dan menempatkan batu bersejarah sejak masa Ibrahim itu.

Baca Juga: Sebentar Lagi Bulan Rajab, Yuk Simak Jadwal Puasa Rajab Beserta Bacaan Niat dan Keistimewaannya

Muhammad yang sebelum menjadi nabi sudah mendapat gelar al-Amin atau yang dapat dipercaya juga merupakan orang yang pertama datang ke area Masjidilharam, ditanyakan tentang solusinya.

Muhammad membentangkan kain dan meletakkan Hajar Aswad di tengahnya, lalu meminta setiap pemimpin kabilah mengangkat ke tempatnya.

Setelah Muhammad mendapatkan wahyu kenabian, berbagai berhala yang ada di dalam Kabah yang menjadi sesembahan kaum pagan, dilemparkan keluar dan dalamnya Kabah dibersihkan.

Pada masa Rasulullah SAW, sempat ada keinginan untuk mengembalikan bangunan Kabah ke bentuk semula. Namun, keinginan tersebut tidak tercapai sehingga Nabi Muhammad wafat.

Baca Juga: Mau Nonton MotoGP Langsung di Mandalika? Simak Dulu Syarat Berikut Ini, Di antaranya Sudah Vaksin 2 Dosis

Hingga kini, bentuk Kabah tetap kubus atau persegi dengan ukuran panjang 13,16 m, lebar 11,53 m, dan tinggi 12,03 m.

Di dalamnya terdapat sebuah ruangan berukuran sekitar 10 X 8 meter persegi, dengan tiga pilar menjulang ke langit-langit.***

Editor: Fitrah Ardiansyah

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler