Rupiah Bergerak Menguat, Salah Satunya Dipicu Oleh Respon Positif Kebijakan Pemerintah dan BI

- 27 Mei 2022, 11:54 WIB
Rupiah Bergerak Menguat, Salah Satunya Dipicu Oleh Respon Positif Kebijakan Pemerintah dan BI.
Rupiah Bergerak Menguat, Salah Satunya Dipicu Oleh Respon Positif Kebijakan Pemerintah dan BI. /ANTARA

Cianjurpedia.com – Jumat 27 Mei 2022, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang diperdagangkan antarbank di Jakarta, bergerak menguat.

Rupiah bergerak menguat besar 0,15 persen atau sebanyak 22 poin dari Rp14.613 per dolar AS pada penutupan perdagangan sebelumnya, menjadi Rp14.591 per dolar AS.

Pada Rabu, 25 Mei 2022, rupiah ditutup menguat sebanyak 43 poin atau 0,3 persen ke posisi 14.618 per dolar AS dibandingkan pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.661 per dolar AS.

Hari ini rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp14.610 per dolar AS hingga Rp14.665 per dolar AS.

Baca Juga: Jangan Asal Tergiur Untung Besar, Berikut Empat Tips Saat Akan Memilih Produk Investasi

Perkiraan pergerakan rupiah tersebut diperoleh berdasarkan keterangan dari analis Bank Mandiri  di Jakarta pada Jumat, 27 Mei 2022, sebagaimana yang dilansir dari Antara.

Rully mengatakan bahwa penguatan rupiah salah satunya dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di dalam negeri yang membaik.

"Penguatan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di dalam negeri yang cukup stabil dan membaik, dan respons positif terhadap berbagai kebijakan pemerintah dan BI yang masih tetap fokus kepada pemulihan ekonomi," ujarnya.

Dari luar negeri, lanjutnya, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh dolar AS yang cenderung melemah.

Baca Juga: Tips Berinvestasi Dari Rhenald Khasali, Jangan Simpan Telur Dalam Satu Keranjang!

Pada Jumat pagi, dolar AS merosot ke level terendah satu bulan terhadap mata uang utama lainnya. Indeks dolar AS turun menjadi 101,43, terendah untuk pertama kalinya sejak 25 April.

Merosotnya indeks dolar AS tersebut disebabkan oleh pedagang yang menurunkan ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve di tengah tanda-tanda bank sentral mungkin memperlambat atau bahkan menghentikan siklus pengetatannya pada paruh kedua tahun ini.

Kemudian berdasarkan notula rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang diliris pada Kamis dini hari, The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuan pada beberapa bulan ke depan sebagai upaya menekan inflasi yang tinggi di negeri Paman Sam tersebut.

Baca Juga: 8 Tips Menghindari Computer Vision Syndrome Saat WFH dan PJJ, Istirahatkan Mata Secara Berkala Sangat Penting


Beberapa pejabat bank sentral AS memandang target kenaikan suku bunga untuk jangka panjang dapat turun menjadi target yang lebih rasional, dari ekspektasi sebelumnya yang sebesar 2,5 persen.***

Editor: Hanif Hafsari Chaeza

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah