Memasuki minggu ketiga, Cindia dan teman-teman semakin akrab dengan warga sekitar. Mereka akhirnya mendapatkan cerita dan informasi apa saja yang sering terjadi di rumah angker itu.
Menurut informasi dari warga setempat, Desa Majalaya, yang mereka tempati untuk KKN itu, dulunya merupakan desa yang terkenal sebagai kampung dengan banyak dukun dan orang sakti.
Dulu, setiap rumah di kampung itu memiliki penunggu, dan bila tidak suka kepada orang lain, bukan menyakiti secara fisik, melainkan melakukan serangan secara gaib.
Sementara, lokasi rumah yang mereka tinggali, sebelum dibangun menjadi rumah, lokasi itu merupakan tempat pembuangan jin.
Setelah para dukun dan orang sakti itu tiada, para jin yang membantu mereka otomatis kehilangan tuannya.
Sehingga para jin itu gentayangan, dan oleh pemuka agama setempat, jin tersebut dibuang dan dikunci di lokasi itu, agar tidak berkeliaran dan mengganggu tempat lain.
Baru diketahui, ternyata di belakang rumah angker itu terdapat sumur tua yang sudah tidak dipakai, ada bekas kolam ikan terbengkalai, dan ada pohon beringin besar yang di bawahnya terdapat beberapa makam tua.
Akhirnya KKN pun usai, dan sebelum Cindia dan teman-teman pulang, mereka mendatangi salah satu ustadz yang memang sudah dikenal di kampung tersebut untuk membersihkan diri mereka agar tidak ada mahluk gaib yang ikut mereka pulang.***