Laporan PBB Sebut Kekerasan Sipil Kembali Terjadi di Afganistan

- 23 Februari 2021, 18:10 WIB
Ledakan terjadi di Afghanistan pada Kamis, 18 Februari waktu setempat.
Ledakan terjadi di Afghanistan pada Kamis, 18 Februari waktu setempat. /thehindu.com



Cianjurpedia.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan pada Selasa 23 Februari 2021 bahwa korban sipil di Afghanistan meningkat tajam setelah pembicaraan damai dimulai tahun lalu.

Dilansir dari Reuters, pembicaraan damai yang ditengahi AS dimulai pada September 2020 tetapi kemajuan sejak itu melambat dan kekerasan meningkat dengan ketidakpastian mengenai apakah pasukan internasional akan menarik pasukan pada bulan Mei seperti yang direncanakan semula.

Korban sipil berjumlah 8.820 pada tahun 2020, menurut laporan tahunan misi PBB untuk Afghanistan (UNAMA). Angka tetsebut 15% lebih rendah dari tahun sebelumnya, tetapi penulis laporan mencatat dengan waspada peningkatan tajam dan korban sipil yang secara historis tinggi dalam tiga bulan terakhir tahun 2020, ketika pembicaraan damai dimulai.

Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan Bendungan Napun Gete di NTT

"Tahun lalu seharusnya bisa menjadi tahun perdamaian di Afganistan. Tapi yang terjadi justru sebaliknya, ribuan warga sipil Afghanistan tewas,” kata Deborah Lyons, kepala UNAMA, mengulangi seruan untuk gencatan senjata yang telah berulang kali ditolak oleh Taliban.

“Pihak yang menolak untuk mempertimbangkan gencatan senjata harus mengakui konsekuensi yang menghancurkan.”

Taliban pada hari yang sama mengeluarkan tanggapan yang mengkritik laporan PBB tersebut, dengan mengatakan, "kekhawatiran informasi tepat dan detail akurat yang kami bagikan belum diperhitungkan."

Baca Juga: Hodson Tidak Peduli Statistik Pertandingan Yang Penting Menang

Laporan tersebut mengatakan bahwa untuk pertama kalinya sejak pencatatan dimulai, kematian dan cedera meningkat dalam tiga bulan terakhir tahun ini dibandingkan tiga bulan sebelumnya. Korban pada kuartal keempat naik 45% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019.

Mayoritas dianggap berasal dari aktor non-pemerintah, sebagian besar adalah pemberontak Taliban, dan lebih dari seperlima dikaitkan dengan pasukan pemerintah.

Seorang juru bicara pemerintah tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Kedua belah pihak mengatakan di Twitter kepala negosiator mereka bertemu di Doha, tempat pembicaraan, pada Senin malam dan menambahkan bahwa tim akan terus mengerjakan sebuah agenda.

Baca Juga: Sepekan ke Depan, Masjid Istiqlal Jadi Lokasi Vaksinasi Covid-19 Tokoh Agama dan Masyarakat Umum

Setelah istirahat selama sebulan selama periode tahun baru, negosiator kembali ke Doha sebentar sebelum banyak anggota senior Taliban pergi untuk mengadakan pertemuan di Rusia dan Iran. Mujahid mengatakan mereka akan segera mengadakan pertemuan lanjutan.

Zabihullah mengatakan bahwa jeda hanya istirahat dan Taliban berkomitmen untuk melakukan pembicaraan, dengan pertemuan lebih lanjut diharapkan dalam beberapa hari mendatang.***

Editor: Sutrisno

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x